Powered By Blogger

Senin, 28 Maret 2011

MEMAHAMI KARYA PUISI

Bacalah Puisi " TENTANG MATI "

Tentang Mati

Mungkinkah mati itu tidur, hanyalah mimpi,
dan gambaran bahagia luput seperti hantu berlalu ?
segala kesenangan fana seakan-akan khayali,
betapa pun hemat kita: matilah terperih antara pilu

Alangkah anehnya: insan harus mengembarai bumi,
Dan walau hidup serba sengsara, namun masih saja
Setia dijalannya keras dan tak ayal berani sendiri
menatap bencana nanti, yang hakikatnya bangun belaka.

                                                                             Karya  Johan  Keats
                                                                   Sumber : Puisi Dunia 2, 1993

Memahami karya puisi tidak dapat disamakan dengan memahami karya prosa (cerpen, novel)
karena puisi adalah karya sastra  yang memiliki perbedaan khusus dengan karya prosa, yaitu:
1) Bahasa puisi adalah bahasa imajinatif, artinya kekuatan kata puisi membutuhkan penafsiran
    khusus ( satu kata dalam deretan baris puisi mungkin sama dengan beberapa kalimat dalam
    bahasa karya prosa).
2) Puisi meletakan maknanya selain berada dalam deretan kata juga berada di balik kata-kata
    yang memerlukan penafsiran, karena kata puisi dapat dimaknai secara langsung (makna kata
    berkaitan dengan deretan baris atau bait puisi (diksi) dan juga dapat dimaknai di luar deretan
    baris atau bait puisi (berada di luar puisi itu sendiri  atau nosinya).
3) Penyampaian isi puisi disajikan secara tersirat bukan tersurat, karena itu pemaknaannya men
    cakum unsur dalam dan di luar puisi itu sendiri.
4) Isi puisi yang dapat ditemukam kadang di dukung oleh banyak hal, misalnya suasana, bahasa
    serta unsur bandingan jika hal itu dilinatkan dalam karya puisi.

Karena hal di atas, maka memahami karya puisi kita dapat melihat sejarah satra  Indonesia  khususnya
untuk  memilah  karya  puisi  tersebut. Dalam sastra Indonesia dapat dikelompokkan dalam puisi lama,
baru dan puisi moderen (kotemporer).
Coba anda pilah beberapa contoh puisi sesuai pengelompokkan zaman sastra Indonesia di atas, serta
kan beberapa contoh sebagai dasar pembahasan !

132 komentar:

  1. Mimpi
    Ketika sang fajar berganti bulan
    Ketika awan berganti bintang
    Menghias langit petang
    Ketika itu
    Sang ciptaanNYA mulai menutup mata
    Mulai datang di dalam dunia fana
    Dunia yang tidak nyata
    Dari mimpi bias kubayangkan
    Kegembiraanku
    Namun terbayangkan
    Begitu indah dan menyenangkan
    Hafieludin yusuf rizana
    Pcp’10 /07

    BalasHapus
  2. Guru
    Fajar kembali dari tidurnya
    Burung burung berterbangan
    Langit biru berhiaskan awan
    Engkau berangkat dari perlindunganmu
    Mengayuh sepeda tuamu
    Berangkat tanpa memikirkan waktu
    Menuju anak didikmu
    Tak pernah terlintas di benakmu
    Untuk mengharap imbalan dari mereka
    Engkaulah
    Pahlawan tanpa tanda jasa
    Renanda K
    Pcp’10 /14

    BalasHapus
  3. GUNDAH

    kuberjalan di kegelapan malam
    mencari tujuan hidupku
    aku mulai merasa takut
    di hantui kesedihan ini
    mengapa aku hidup di dunia
    aku tak tahu mengapa semua terjadi
    kucoba lupakan semua memori kita
    tak ingin hidupmu kembali di hidupku
    tuk selamanya

    farid rozaq l PCP/5

    BalasHapus
  4. Petani
    Kau seakan tak pernah lelah
    Untuk mengurai tanah-tanah gemburmu
    Walau sakit terasa dipikul
    Walau hati tercabik-cabik
    Kau tetap ayunkan setiap cangkul
    Jasamu begitu besar
    Begitu besar
    Hingga takkan pernah terbayarkan
    Rigen Adi K.
    PCP'10/15

    BalasHapus
  5. ASA
    Kutatap awan di langit tinggi
    meraba hari tiada henti
    tak takut menerjang badai
    panjatkan harapan pada-Nya

    jatuh jangan terlalu dalam
    usap air mata itu
    bangkitlah menuju kenyataan
    berharap awan tertangkap basah

    Canindera Costa
    PCP 10'/04

    BalasHapus
  6. ..dia untuk yang kupunya..

    sesuatu yang kupunya butuh dia..
    sesuatu yang kupunya kangen dia..
    sesuatu yang kupunya sayang dia..
    sesuatu yang kupunya sakit tanpa dia..
    sesuatu yang kupunya hancur tanpa dia..

    dia memberi cinta pada yang kupunya..

    cinta dia indah,
    mengalahkan indahnya bunga lili yang sedang mekar.
    ketulusan dia sempurna,
    sesempurna mentari pagi yang menjemput kalbu.
    tatapan dia manis,
    semanis wajahnya.

    tak heran, sesuatu yang kupunya memilih dia.
    sesuatu yang kupunya itu bernama 'HATI'


    oleh : Satrio Herlambang Adi Pangestu (PCP'10/16)

    BalasHapus
  7. sekolahku

    oh sekolahku
    sungguh indah lingkunganmu
    sungguh rimbun pepohonanmu
    tempat dimana aku menuntut ilmu

    wahai sekolahku
    aku disini bersama teman-temanku
    untuk mendapat pengetahuan dari bapak ibu guruku

    aku akan berusaha untukmu
    untuk menjaga kebersihan lingkunganmu
    dari tangan yang tak bertanggung jawab itu
    agar mereka tau
    apa arti kebersihan itu..

    oleh: feisal alfi nusha (PCP10/06)

    BalasHapus
  8. BUMI NUSANTARAKU

    Hamparan padi menguning
    Sungai2 mengalir deras
    Menjadi rumah para ikan
    Laut yg luas dan tenang
    Indah mempesona
    Bukit, gunung, hutan yg hijau membawa keramahan
    Itu lah ibu ku
    Ibu pertiwi ku
    Bumi nusantara ku

    Tapi kini ibu ku terampas
    Padi kita menguning tapi mrk dsna kelaparan
    Sungai2 kita penuh ikan tapi mrk dsna kekurangan gizi

    Ibu kita marah
    Laut tenang itu membuncah meminta jawaban
    Bukit kita hilang keramahannya, menelan anak2nya
    Gunung2 itu menolak tenang, meluapkan emosinya, meminta jawaban

    Meminta jawaban kepada kita
    Anak2nya
    Ibu ku
    Ibu pertiwi ku
    Bumi nusantara ku
    Maaf kan lah kami anak2 mu
    Kami naif, kami berdosa
    Kami ingin segenap maaf dari mu, agar menjadi ridho bg kami menjalani hidup km
    Kami berjanji akan menjaga mu ibu
    Akan menjaga mu ibu
    Akan menjaga mu ibu

    Laras/pcp'10 no.09

    BalasHapus
  9. SENDIRI

    diam ku tak berkata
    hening ku tak bersuara
    kosong...
    sunyi...

    sendiri aku sendiri

    Anisa Dyan P. (pcp'10/02)
    di dalam ruang hitam yang gelap
    di mana aku
    terlalu dingin dan sepi disini

    tak kutemukan cahaya terang
    haruskah aku berjalan mencarinya
    tapi kemana, kemana teman
    aku tak tahu, aku tak mengerti

    BalasHapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  11. SAHABAT

    Sahabat tak ubahnya air
    Yang mampu menghilangkan dahaga selagi hati kekeringan
    Dengan tetesan....gemericik-nya mampu memberi suara indah
    Menjadi penyemangat....

    Sahabat tak ubahnya atmosfer
    Yang melindungi semua makhluk di bumi
    Dengan meredam sebuah energi besar
    Menjadi sumber dari segala kehidupan

    Arief Rahmawan
    PCP'10/03

    BalasHapus
  12. si dia

    tak mungkin kuanggap indah bulan
    indah senyum secerah pelangi
    laku pelan bak awan langit
    bak awan langit terkadang gelap
    beradaku sebuah cahaya

    cahaya pelangi yang tak lelahnya
    tak lelahku denganmu
    disanalah tuhanku berada
    disinilah ku memohon
    dialah inginku.


    M Dandy Brilliantono ( PCP / 11 )

    BalasHapus
  13. si dia

    tak mungkin kuanggap indah bulan
    indah senyum secerah pelangi
    laku pelan bak awan langit
    bak awan langit terkadang gelap
    beradaku sebuah cahaya

    cahaya pelangi yang tak lelahnya
    tak lelahku denganmu
    disanalah tuhanku berada
    disinilah ku memohon
    dialah inginku.


    M Dandy Brilliantono ( PCP / 11 )

    BalasHapus
  14. BIDADARI
    entah dari mana datangmu
    tapi ku selalu menunggu akan kedatanganmu
    tak mungkiin kau datang di tengah rerimbunan orang
    hanya datang pada kesunyian petang
    tak ingin seseorang pun melihatmu
    meski kau hanyalah sebuah maya
    kau bukanlah sebuah fana
    hanyalah sebuah kata-kata
    yang takkan pernah nyata
    kau
    hanyalah sebuah rahasia
    yang datang dari surga

    Hanindito SP (pcp'10\08)

    BalasHapus
  15. PAHLAWAN

    Kau hidup pada masa lalu
    Tak membela negaramu
    Tak peduli pada nyawa
    Yang mungkin hilang
    Kau hanya pasrah pada kenyataan
    Hanya berjuang
    Membela tanah beta
    Tanpa kenal lelah
    Meski timah panas menembus dada
    Kau tetap hidup
    Dalam kenangan

    Rachmad Firdhaus Pujiantara (pcp'10/13)

    BalasHapus
  16. kesepian
    dalam kesunyian malam
    ku sendiri
    di tengah kegelapan
    termenung
    melihat bintang - bintang
    terang benderang
    di antara angin yang berhembus
    ku terdiam
    tanpa teman

    naufal pcp 10 12

    BalasHapus
  17. SENDIRI

    diam ku tak berkata
    hening ku tak bersuara
    kosong...
    sunyi...

    sendiri aku sendiri
    di dalam ruang hitam yang gelap
    di mana aku
    terlalu dingin dan sepi disini

    tak kutemukan cahaya terang
    haruskah aku berjalan mencarinya
    tapi kemana, kemana teman
    aku tak tahu, aku tak mengerti

    Anisa Dyan Pratiwi PCP'10/2

    BalasHapus
  18. KEINGINANKU

    Aku ingin menggapai-Mu
    Beri aku sedikit petunjuk
    Tuk menggapai cita-citaku
    Aku hanya insan biasa
    Yang hanya bisa berusaha dan berdo'a

    Ku tak pernah lelah
    Tuk memohon pada-Mu
    Beri aku kesempatan
    Tuk belajar di jalan-Mu
    Agar aku menjadi anak yang pandai dan cerdas

    Amelia Ramadhani (PCP 2010/01)

    BalasHapus
  19. Mimpi
    Ketika sang fajar berganti bulan
    Ketika awan berganti bintang
    Menghias langit petang
    Ketika itu
    Sang ciptaan-NYA mulai menutup mata
    Mulai datang di dalam dunia maya
    Dunia yang tidak nyata
    Dari mimpi bisa kubayangkan
    Kegembiraanku
    Namun terbayangkan
    Begitu indah dan menyenangkan
    Hafieludin yusuf rizana
    Pcp’10 /07

    BalasHapus
  20. Nama : Tiara Ratna Sari
    Kelas : XI IPA 3 /28

    Analisis puisi nomer 07
    yang berjudul MIMPI
    Bahasa yang di gunakan imajinatif karena memerlukan penefsiran terlebih dahulu, seperti:
    Ketika sang fajar berganti bulan. Yang berarti bergantinya matahari dengan bulan, yaitu menjelang malam.

    BalasHapus
  21. Hanna Rasyida
    XI IPA 3 - 12

    Puisi 'Pahlawan'
    Puisi ini menurut saya termasuk puisi yang imajinatif, karena ada beberapa kata yang bermakna konotasi. Contohnya pada kata : timah panas yang mengandung arti peluru.

    BalasHapus
  22. Nama : Rizka Ahmadea P.M.
    Kelas : XI IPA 3
    No. Absen : 26

    Analisis puisi nomer 06 yang berjudul Sekolahku
    Bahasa yang digunakan lugas, sederhana, yang tidak memerlukan penafsiran untuk pembaca. Bisa disebut puisi picisan.

    BalasHapus
  23. Tentang Mati

    Mungkinkah mati itu tidur, hanyalah mimpi,
    dan gambaran bahagia luput seperti hantu berlalu ?
    segala kesenangan fana seakan-akan khayali,
    betapa pun hemat kita: matilah terperih antara pilu

    Alangkah anehnya: insan harus mengembarai bumi,
    Dan walau hidup serba sengsara, namun masih saja
    Setia dijalannya keras dan tak ayal berani sendiri
    menatap bencana nanti, yang hakikatnya bangun belaka.

    Analisis Puisi

    Nama : Chairah Laily
    Kelas : XI IPA 3 - 05

    Menurut saya puisi di atas termasuk puisi imaginatif karena bahasa yang digunakan cukup sulit untuk dipahami dan memunculkan banyak penafsiran
    Contoh kata Fana :dunia tidak nyata , dunia berbeda dengan dunia kehidupan

    BalasHapus
  24. Nama: Dini Apriliani
    Kelas: XI IPA 3 - 09

    Puisi karangan: M. Dandy - PCPT 2010

    Si Dia

    Tak mungkin kuanggap indah bulan
    Indah senyum secerah pelangi
    Laku pelan bak awan langit
    Bak awan langit terkadang gelap
    Beradaku sebuah cahaya

    Cahaya pelangi yang tak lelahnya
    Tak lelahku denganmu
    Disanalah tuhanku berada
    Disinilah ku memohon
    Dialah inginku.

    Analisis:
    Puisi diatas merupakan bukan merupakan puisi picisan. Karena tidak mudah dipahami. Bahasa yang digunakan tidak menggambarkan secara gamblang isi yang dimaksud oleh pengarang.

    BalasHapus
  25. Nama : Innanda R
    Kelas : XI IPA 3
    Absen : 15

    Mengomentari puisi dari Satrio Herlambang Adi Pangestu (PCP'10/16)yang berjudul

    dia untuk yang kupunya..

    sesuatu yang kupunya butuh dia..
    sesuatu yang kupunya kangen dia..
    sesuatu yang kupunya sayang dia..
    sesuatu yang kupunya sakit tanpa dia..
    sesuatu yang kupunya hancur tanpa dia..

    dia memberi cinta pada yang kupunya..

    cinta dia indah,
    mengalahkan indahnya bunga lili yang sedang mekar.
    ketulusan dia sempurna,
    sesempurna mentari pagi yang menjemput kalbu.
    tatapan dia manis,
    semanis wajahnya.

    tak heran, sesuatu yang kupunya memilih dia.
    sesuatu yang kupunya itu bernama 'HATI'

    Puisi diatas termasuk puisi picisan karena puisi diatas mudah dipahami maknanya. Bahasa yang digunakan mudah dipahami.

    BalasHapus
  26. almas nur s. P.
    Xi ipa 3 no absen 4

    puisi 'bumi nusantara'
    menurut saya puisi ini adalah puisi picisan karena bahasanya mudah dimengerti
    tetapi ada beberapa kata yg bermakna konotasi. Ibu pertiwi : negeri lalu naif : munafik

    BalasHapus
  27. Nama : Dina Restu
    Kelas : XI IPA 3 / 08

    Analisis puisi nomer 03 yang berjudul SAHABAT
    Bahasa yang digunakan imajinatif yaitu harus memerlukan penafsiran terlebih dahulu, contohnya: Sahabat tak ubahnya atmosfer.
    Arti dari baris puisi diatas adalah Sahabat akan saling melindungi.

    BalasHapus
  28. Hanna Rasyida
    XI IPA 3 - 12

    Puisi "Pahlawan"

    Puis ini menurut saya termasuk puisi yang imajinatif, karena ada beberapa kata yang bermakna konotasi namun masih mudah dipahami pembaca.

    contohnya kata konotasi terdapat pada kata:
    -timah panas = peluru
    - tanah beta = tanah air

    *analisis Refisi

    BalasHapus
  29. Nama : Riza Norma Septiarini
    Kelas : xi ipa 3
    Absen : 25

    Saya akan menganalisi bahasa mengenai puisi "asa" :
    Puisi tersebut merupakan puisi picisan karena kata-kata yang digunakan lugas dan tidak sukar serta bahasa yang dipakai sederhana sederhana sehingga mudah dipahami oleh para pembaca

    BalasHapus
  30. Nama : Rima Rizky
    Kelas : XI IPA 03 / 23

    Analisis puisi nomer 14 yang berjudul GURU
    Bahasa yang digunakan imajinatif yaitu memerlukan penafsiran terlebih dahulu, seperti : fajar kembali dari tidurnya, yang artinya matahari mulai muncul(pagi hari).

    BalasHapus
  31. Nama : Yuni Puspitasari
    Kelas : XI IPA 3
    No.Ab : 30

    Menganalisis Puisi

    GUNDAH

    kuberjalan di kegelapan malam
    mencari tujuan hidupku
    aku mulai merasa takut
    di hantui kesedihan ini
    mengapa aku hidup di dunia
    aku tak tahu mengapa semua terjadi
    kucoba lupakan semua memori kita
    tak ingin hidupmu kembali di hidupku
    tuk selamanya

    Puisi ini termasuk dalam puisi yang berbobot sedang, karena bahasa yang digunakan cukup imajinatif namun masih ada yang sederhana. Ada beberapa kata yang mempunyai banyak penafsiran, namun ada juga yang mudah dimengerti.

    BalasHapus
  32. Nama. : Mayrena Putri K.
    Kelas. : XI IPA 3 - 17

    Kesepian

    Dalam kesunyian malam
    Ku sendiri
    Di tengah kegelapan
    termenung
    Melihat bintang - bintang
    terang benderang
    Di antara angin yang berhembus
    ku terdiam
    tanpa teman

    Analisis :
    Puisi di atas merupakan jenis puisi picisan karena bahasa dan penjelasannya mudah dipahami.Pembaca dapat mudah membaca dan memahami sehingga mengerti arti yang dimaksud pengarang.
    Terima Kasih

    BalasHapus
  33. afrinia ruth dhearitza lambey
    xi ipa 3 absen 2

    puisi 'petani'
    Bahasa yang digunakan lugas,
    sederhana, yang tidak
    memerlukan penafsiran untuk
    pembaca. Bisa disebut puisi picisan.

    BalasHapus
  34. Nama : Hesti Fahrunisa
    Kelas : XI IPA 3
    No.Ab : 13

    Menganalisis Puisi

    SENDIRI

    diam ku tak berkata
    hening ku tak bersuara
    kosong...
    sunyi...

    sendiri aku sendiri
    di dalam ruang hitam yang gelap
    di mana aku
    terlalu dingin dan sepi disini

    tak kutemukan cahaya terang
    haruskah aku berjalan mencarinya
    tapi kemana, kemana teman
    aku tak tahu, aku tak mengerti


    Puisi ini termasuk dalam Puisi Imajinatif atau yang berbobot. Karena bahasa yang digunakan cukup sulit untuk di pahami dan menimbulkan banyak penafsiran. Pembaca mungkin akan kesulitan untuk menafsirkannya.

    BalasHapus
  35. NAMA : SHINTYA TRI DESVIA MIASARI
    KELAS : XI IPA 3
    NO. ABSEN : 27

    Puisi berjudul DOA karya Chairil Anwar

    DOA

    Kepada pemeluk teguh

    Tuhanku
    Dalam termangu
    Aku masih menyebut namamu

    Biar susah sungguh
    mengingat Kau penuh seluruh

    cayaMu panas suci
    tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

    Tuhanku

    Aku hilang bentuk remuk

    Tuhanku
    aku mengembara di negeri asing

    Tuhanku
    di pintuMu aku mengetuk
    aku tidak bisa berpaling

    analisis :
    Bahasa yang di gunakan dalam puisi tersebut adalah lugas. Artinya bahasa tersebut sederhana dan tidak ada kata sukar didalamnya, sehingga memudahkan pembaca untuk membacanya.

    BalasHapus
  36. Nama : Daneswari Mahayu. W
    Kelas : XI IPA 3
    Absen : 06

    Menganalisis Puisi

    KEINGINANKU

    Aku ingin menggapai-Mu
    Beri aku sedikit petunjuk
    Tuk menggapai cita-citaku
    Aku hanya insan biasa
    Yang hanya bisa berusaha dan berdo'a

    Ku tak pernah lelah
    Tuk memohon pada-Mu
    Beri aku kesempatan
    Tuk belajar di jalan-Mu
    Agar aku menjadi anak yang pandai dan cerdas

    Komentar :
    Puisi tersebut dapat digolongkan sebagai puisi picisan. Bahasa yang digunakan lugas, sehingga mudah dipahami.

    BalasHapus
  37. Nama : Risky Dwi .V
    Kelas : XI IPA 3 / 24

    Menganalisis Puisi

    BIDADARI
    entah dari mana datangmu
    tapi ku selalu menunggu akan kedatanganmu
    tak mungkiin kau datang di tengah rerimbunan orang
    hanya datang pada kesunyian petang
    tak ingin seseorang pun melihatmu
    meski kau hanyalah sebuah maya
    kau bukanlah sebuah fana
    hanyalah sebuah kata-kata
    yang takkan pernah nyata
    kau
    hanyalah sebuah rahasia
    yang datang dari surga

    Analisis :
    Puisi tersebut termasuk puisi imajinatif. Bahasa yang digunakan perlu penafsiran, seperti
    meski kau hanyalah sebuah maya
    kau bukanlah sebuah fana
    Namun, ada juga yang mudah dimengerti.

    BalasHapus
  38. Anindea Revita
    XI IPA 3 / 32

    Benteng - Taufiq Ismail

    Sesudah siang panas yang meletihkan
    Sehabis tembakan-tembakan yang tak bisa kita balas
    Dan kita kembali ke kampus ini berlindung
    Bersandar dan berbaring, ada yang merenung

    Di lantai bungkus nasi bertebaran
    Dari para dermawan tidak dikenal
    Kulit duku dan pecahan kulit rambutan
    Lewatlah di samping Kontingen Bandung
    Ada yang berjaket Bogor. Mereka dari mana-mana
    Semuanya kumal, semuanya tak bicara
    Tapi kita tldak akan terpatahkan
    Oleh seribu senjata dari seribu tiran

    Tak sempat lagi kita pikirkan
    Keperluan-keperluan kecil seharian
    Studi, kamar-tumpangan dan percintaan
    Kita tak tahu apa yang akan terjadi sebentar malam
    Kita mesti siap saban waktu, siap saban jam.

    1966

    Analisis puisi

    Menurut saya puisi ini termasuk dalam puisi imajinatif karena bahasa yang digunakan sukar dimengerti oleh pembaca. Contohnya kata "saban" dan "tiran"

    BalasHapus
  39. Nama : Adelia Rahma Fadhilah
    Kelas : XI IPA 3
    Absen : 01

    Puisi "Buah Rindu" karya Amir Hamzah

    Buah Rindu 1

    Dikau sambur limbur pada senja
    Dikau alkamar purnama raya
    Asalkan kanda bergurau senda
    Dengan adinda tajuk mahkota.

    Di tuan rama-rama melayang
    Di dinda dendang sayang
    Asalkan kanda selang-menyelang
    Melihat adinda kekasih abang.

    Ibu, seruku ini laksana pemburu
    Memikat perkutut di pohon ru
    Sepantun swara laguan rindu
    Menangisi kelana berhati mutu.

    Kelana jauh duduk merantau
    Di balik gunung dewala hijau
    Di seberang laut cermin silau
    Tanah Jawa mahkota pulau ….

    Buah kenanganku entah ke mana
    Lalu mengembara ke sini sana
    Haram berkata sepatah jua
    Ia lalu meninggalkan beta.

    Ibu, lihatlah anakmu muda belia
    Setiap waktu sepanjang masa
    Duduk termenung berhati duka
    Laksana Asmara kehilangan seroja.

    Bonda waktu tuan melahirkan beta
    Pada subuh kembang cempaka
    Adakah ibu menaruh sangka
    Bahwa begini peminta anakda?

    Wah kalau begini naga-naganya
    Kayu basah dimakan api
    Aduh kalau begini laku rupanya
    Tentulah badan lekaslah fani.

    Analisis Puisi :

    Menurut saya, puisi "Buah Rindu" karya Amir Hamzah ini termasuk puisi imaginatif karena banyaknya kata-kata konotasi dan sukar dimengerti maknanya, contohnya "
    Dikau sambur limbur pada senja".

    BalasHapus
  40. malam sepi yang sunyi

    Hatiku terang menerima kata-Mu
    Bagai bintang memasang lilinnya
    Kalbuku terbuka menunggu kasih-Mu

    Bagai sedap alam menyibak kelopak
    Aduh, kekasihku
    Isi hatiku dengan kata-Mu

    Penuhi dadaku dengan cahayamu
    biar bersinar mataku sendu,
    biar berbinar galakku rayu!

    Cia

    Analisis puisi : menurut saya , puisi ini termasuk puisi imaginatif karena banyak kata-kata konotasi seperti "Penuhidadaku dengan cahayamu."

    BalasHapus
  41. nama: edo praditya
    kelas: XI ipa 3/10

    Malam Sepi yang Sunyi

    Hatiku terang menerima kata-Mu
    Bagai bintang memasang lilinnya
    Kalbuku terbuka menunggu kasih-Mu

    Bagai sedap alam menyibak kelopak
    Aduh, kekasihku
    Isi hatiku dengan kata-Mu

    Penuhi dadaku dengan cahayamu
    biar bersinar mataku sendu,
    biar berbinar galakku rayu!

    Cia

    Analisis puisi : menurut saya , puisi ini termasuk puisi imaginatif karena banyak kata-kata konotasi seperti "Penuhi dadaku dengan cahayamu."

    BalasHapus
  42. Nama : Redityo Abadi
    kelas/absn : 11 Ipa3 / 22

    Orang Asing

    Aku berjalan di gelap jiwa
    Tiba-tiba terdengar suara-suara menegur
    Bumi membentak, “jangan injak aku!”
    Langit melotot, “jangan menatapku!”
    Pohon mengusir, “jangan berteduh di sini!”
    Bulan menampik , “aku bukan temanmu !”
    Bintang memaki, “bodoh, aku tak bisa member apa-apa!”
    Hujan mengejek, “dasar cengeng! Begitu saja menangis.”
    Matahari berseru, “ sudah, tetaplah di kegelapan !”

    Akhirnya aku pulang ke rumah
    Menemui orang tua
    Mereka menyambutku seperti tamu
    Lalu bertanya, “berapa lama kau menginap?”

    Aku serasa mau mati saja
    Tapi kuburan malah marah,
    “heh pesimis gila, ini belum saatnya !”

    Hanya satu rumah yang mau menerimaku
    Bahkan untuk siapapun
    Pintunya selalu terbuka

    Lalu aku bertanya kepada seorang pengunjung
    “kemana tuan rumahnya ?”
    Dia menjawab sambil tersenyum
    “dia tidak kemana-mana, tapi ada di mana-mana,
    Ia sangat mengenalimu walau dirimu tak mengenalinya .”

    Aku bertanya lagi, “apa rumah ini bisa jadi rumahku ?”
    Ia menjawab , “asalkan hatimu jadi rumahnya …”

    Analisis puisi : menurut saya puisi karya Normalita termasuk puisi imajinatif karna terdapat kalimat memerlukan penafsiran terlebih dahulu, seperti : Aku berjalan di gelap jiwa

    BalasHapus
  43. Nama : Ainur Rafi Satria
    Kelas : 11 ipa 3
    Absen : 03

    Dari Catatan Seorang Demonstran

    (karya Taufiq Ismail)

    Inilah peperangan
    Tanpa jenderal, tanpa senapan
    Pada hari-hari yang mendung
    Bahkan tanpa harapan

    Di sinilah keberanian diuji
    Kebenaran dicoba dihancurkn
    Pada hari-hari berkabung
    Di depan menghadang ribuan lawan

    Analisis puisi : Menurut saya Puisi diatas termasuk puisi picisan karena mudah dipahami maknanya. Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh para pembacanya

    BalasHapus
  44. nama:iman akbar
    kelas:XI IPA 3
    nomor:31

    Elegi buat Sebuah Perang Saudara
    Dengan mata dingin dia turun ke medan
    Di bahunya tegar tersilang hitam senapan
    Dengan rasa ingin ditempuhnya perbukitan
    Mengayun lengan kasar berbulu dendam

    Angin pun bagai kampak sepanjang hutan
    Bukit-bukit dipacu atas kuda kelabu
    Dada dan lembah menyenak penuh deram
    Di ujung gunung lawannya sudah menunggu

    Terurai kendali kuda, merentak ringkiknyaDi kaki langit teja mengantar malam tembagaLuluhlah senja dalam denyar. Api mesiuDi ujung gunung lawan rebah telungkup bahu
    Angin tak lagi menderu tapi desah tertahan
    Dengan kaki sombong dibalikkannya lelaki itu
    Ketika senja berayun malam di dahan-dahan

    Angin pun menggigiti kulit bagai gergaji
    Telentang kaku di bumi. Telah dibunuh adik sendiri.

    analisis puisis:
    puisis di atas termasuk puisi imaginatif karena makna puisis diatas sulit untuk dimengerti

    BalasHapus
  45. nama:inyoman dana
    kls: ipa3
    absen:14

    Potret di Beranda
    Di beranda rumah nenekku, di desa Baruh Potretku telah tergantung 26 tahun lamanya Bersama gambar-gambar sulaman ibuku Dibuatnya tatkala masih perawan

    Di dapur rumah nenekku, nenekku renta Tergolek drum tua pemasak kerupuk kulit Di atasnya sepasang tanduk hitam berdebu Kerbau bajak kesayangan kakekku

    Kerupuk kulit telah mengirim ibuku Sekolah ke kota, jadi guru Padi, lobak dan kentang ditanam kakekku Yang disulap subur dalam hidayat Dijunjung dan dipikul ke pasar Dalam dingin dataran tinggi Karena ibuku yang mau jadi guru

    Dan ibuku bertemu ayahku Yang dikirim nenekku ke surau menyabit ilmu Dengan ikan kolam, bawang dan wortel Di ujung cangkul kakekku kukuh Yang kembang dan berisi dalam rahmat Terbungkuk-bungkuk dijunjung di hari pekan Karena ayahku mau jadi guru

    Maka lahirlah kami berenam Dalam rahman Dalam kesayangan Dalam kesukaran Di beranda rumah nenekku, di desa Baruh Potretku telah tergantung 26 tahun lamanya Bersama gambar-gambar buatan ibuku Disulamnya tatkala masih perawan.

    analisis puisi:
    menurut saya puisi diatas maknanya mudah dimengerti dan kalimatnya tidak ada yang susah dimengerti

    BalasHapus
  46. Nama : Willi Diaz
    Kelas: XI IPA 3 - 29

    Sebuah Jaket Berlumur Darah

    Sebuah jaket berlumur darah
    Kami semua telah menatapmu
    Telah berbagi duka yang agung
    Dalam kepedihan bertahun-tahun

    Sebuah sungai membatasi kita
    Di bawah terik matahari Jakarta
    Antara kebebasan dan penindasan
    Berlapis senjata dan sangkur baja

    Akan mundurkah kita sekarang
    Seraya mengucapkan ‘Selamat tinggal perjuangan’
    Berikrar setia kepada tirani
    Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?

    Spanduk kumal itu, ya spanduk itu
    Kami semua telah menatapmu
    Dan di atas bangunan-bangunan
    Menunduk bendera setengah tiang

    Pesan itu telah sampai kemana-manaMelalui kendaraan yang melintasAbang-abang beca, kuli-kuli pelabuhanTeriakan-teriakan di atap bis kota, pawai-pawai perkasaProsesi jenazah ke pemakamanMereka berkataSemuanya berkataLANJUTKAN PERJUANGAN!

    analisis puisi :
    Menurut saya puisi diatas termasuk puisi picisan karena mudah dipahami maknanya. Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh para pembacanya

    BalasHapus
  47. Nama : Mohan Bhakti
    Kelas : XI IPA 3
    No. Absen : 19

    Percakapan Angkasa
    “Siapa itu korban di bumi
    Hari ini?”
    Tanya Awan
    Pada Angin

    “Seorang anak muda
    Dia amat berani,”
    Jawab Angin

    “Berembuslah kau, dan hentikan saya
    Tepat di atas kota ini.”

    Awan dan Angin
    Berhentilah siang hari
    Di atas negeri ini

    “Wahai, teramat panjangnyaArakan jenazahDi bawah!Raja manakah kiranyaYang wafat itu?”
    “Bukan raja,”
    Jawab Angin

    “Pangeran agaknya?”
    “Pangeran bukan
    Dia hanya kawula biasa
    Seorang anak muda.”

    “Tapi mengapa begitu banyak Orang berjajar di tepi jalan Ibu-ibu membagikan minuman Di depan rumah-rumah mereka Orang-orang melontarkan buah-buahan Dalam arak-arakan Dan saya lihat pula Mereka bertangisan Di kuburan Siapa dia sebenarnya Wahai Sang Angin?”
    “Dialah anak muda Yang perkasa Di antara kawan-kawannya Yang terluka Dia telah mendahului Menghadap Ilahi Seluruh negeri ini Mengibarkan bendera nestapa Baginya Menangisi kepergiannya Dalam duka
    Seluruh negeri ini Yang terlalu lama dizalimi Telah belajar kembali Untuk menjadi berani Dalam berbuat Untuk menjadi berani Menghadapi mati.”
    Kata Sang Awan pula:“Sangat menarik sekaliKisahmu, ya AnginTapi sebelum kita pergiMengembara ke bagian bumi yang lainKatakan pada saya
    Karena kau tahu banyak
    Tentang negeri ini
    Katakan pada saya
    Untuk apa anak muda itu mati?”

    Sang Angin tersenyum dan berkata:
    “Untuk dua patah kata, dia
    Rela mati
    Dalam usia muda sekali.”

    “Apa gerangan itu?”Tanya Sang Awan
    “Menegakkan Kebenaran,”sahut Sang Angin“Dan Keadilan.”
    Dan mereka berdua
    Mulailah ngembara lagi
    Sementara senja
    Turun ke bumi


    analisis puisi : Menurut saya puisi diatas termasuk jenis puisi imaginatif karena bahasanya susah untuk dimengerti

    BalasHapus
  48. Nama : Erik Dwi Putro
    Kelas: XI IPA 3 - 11

    Senja Di Pelabuhan Kecil

    Ini kali tidak ada yang mencari cinta
    di antara gudang, rumah tua, pada cerita
    tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
    menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

    Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
    menyinggung muram, desir hari lari berenang
    menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
    dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

    Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
    menyisir semenanjung, masih pengap harap
    sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
    dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

    Karya : Chairil Anwar

    analisis puisi :
    Menurut saya puisi diatas termasuk puisi imaginatif karena sulit dipahami maknanya.
    Bahasa yang digunakan juga sulit dipahami oleh para pembacanya.

    BalasHapus
  49. nama: luh jingga S.
    kelas/no: XI IPA 3/16

    Karangan Bunga

    Tiga anak kecil
    Dalam langkah malu-malu
    Datang ke Salemba
    Sore itu.

    Ini dari kami bertiga
    Pita hitam pada karangan bunga
    Sebab kami ikut berduka
    Bagi kakak yang di tembak mati
    siang tadi’

    Alma Mater, janganlah bersedih
    Bila arakan ini bergerak pelahan
    Menuju pemakaman
    Siang ini

    Anakmu yang berani
    Telah tersungkur ke bumi
    Ketika melawan tirani


    ANALISIS PUISI:
    Menurut saya Puisi diatas termasuk puisi picisan karena mudah dipahami maknanya. Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh para pembacanya .

    BalasHapus
  50. NAMA : M FIRMAN
    KELAS : XI IPA 3/18

    Dalam gerimis
    Segugus kapuk randu Melayang
    dalam hujan Menyambung suara
    bumi berbisik. Tertengadah Pohon-
    pohon bungur berbunga ungu
    Langit yang mekar dalam hujan
    pertama
    Pohon bungur menyebarkan warna
    ungu Sepanjang jalan raya Angin
    yang mengetuk mendung. Di atas
    kota Menjelang gugus malam
    Musim kemarau berbisa Deretan
    sedih pohon jeungjing Sepanjang
    tebing
    Di langit nyaris lembayung.
    Kawanan Kelelawar beterbangan ke
    tenggara Kawat-kawat telepon
    berjajaran menghitami Cakrawala
    yang retak warna Kota dalam
    sayatan jingga Kelelawar dan kapuk
    randu Melayang dalam gerimis Di
    atas rimba kotaku
    Dahan gladiola telanjang dan
    menggigil Memanjang padang yang
    gelisah Dari selatan seakan ada yang
    memanggil Ini hanya sementara,
    akan membentang Musim lebih
    parah Mendung mengucur pelahan
    Dengan kaki-kaki ramping Dan
    gerimis berlompatan Di pipi sungai.
    Sungai pedalaman yang jernih
    Kijang-kijang istana berlarian
    Berkerisik dalam pusingan dedaun
    coklat
    Tangan yang mengacung ke langit
    Dengan jari-jemari mengembang
    Meninggi dalam bisa kemarau yang
    panjang Sejarah berjalan
    terbungkuk, di padang ini
    Menyalakan kemarau dan gunung
    api Kemudian menuliskan namanya
    Pada tangga waktu
    Di langit sudah lembayung Kapuk
    randu melayang dalam gerimis Dan
    kelelawar bergayutan di puncak
    hutan Jajaran jendela luka Yang
    tertutup dan menanti Suara
    memanggil. Walau terhenti Dalam
    menggigil Kapuk randu bergugusan
    Melayangi gerimis malam.

    Analisis puisi :
    Menurut saya puisi diatas termasuk
    puisi imaginatif karena sulit dipahami
    maknanya.
    Bahasa yang digunakan juga sulit
    dipahami oleh para pembacanya.

    BalasHapus
  51. Hasil koreksi tugas Analisis Puisi ada 3 kelompok
    penilaian :
    I. Lulus: hasil analisis sesuai dengan ketentuan
    mengerjakan (puisi pilihan,waktu yang
    ditetapkan dan bukti analisis bahasa
    puisi), yaitu no. absen kelas XI/p.3:
    1,4,5,12,28,32 NILAI : B = 85

    II Lulus Pengayaan (Remidi 1), yaitu np.absen:
    6,9,13,15,17,23,24,25,26,27,30
    (Cara menjawab salah, tidak ada bukti
    analisis puisi )

    III. Tidak Lulus karena :
    a. puisi bukan ketentuan
    b, melebihi jam posting
    c, Yaitu no. absen : 3,10,11,14,16,18,19,22
    29,31.

    (BAGI MEREKA MASIH DAPAT MEREVISI TUGASNYA, PALING LAMBAT TGAL 1 APRIL JAM POSYING TERAKHIR
    13,00).

    BalasHapus
  52. Nama. : Mayrena Putri K.
    Kelas. : XI IPA 3 - 17

    Kesepian

    Dalam kesunyian malam
    Ku sendiri
    Di tengah kegelapan
    termenung
    Melihat bintang - bintang
    terang benderang
    Di antara angin yang berhembus
    ku terdiam
    tanpa teman

    Analisis :
    Puisi di atas merupakan jenis puisi picisan karena bahasa dan penjelasannya mudah dipahami.Pembaca dapat mudah membaca dan memahami sehingga mengerti arti yang dimaksud pengarang.

    Koreksi Analisis :
    Puisi di atas merupakan jenis puisi picisan karena kata dan bahasa yang digunakan tergambar secara jelas sehingga pembaca dapat memahami maksud pengarang.
    Sebagai contoh kata-kata seperti 'termenung' dan 'terang-benderang' yang mempunyai arti 'melamun' dan 'terang'adalah contoh kata yang dapat dipahami dengan mudah.
    Terima Kasih

    BalasHapus
  53. Koreksi analisis puisi 'sendiri'

    Nama : Hesti Fahrunisa
    Kelas : XI IPA 3 / 13
    Puisi ini termasuk dalam puisi imajinatif atau yang berbobot. Karena ada beberapa kata yang bermakna konotasi. Bahasanya juga masih bisa dipahami. Contoh kata : hening ku tak bersuara maksudnya sepi

    BalasHapus
  54. NAMA : RYAN SANCHIA
    KELAS : XI/IPA 3
    ABSEN : 33

    Aviasi

    Sebuah heli melayang-layang Pada siang yang panas Di langit ibu kota

    Berjuta mata memandang Tengadah ke atas Tak lagi bertanya-tanya

    Setiap kita jumpa di jalan Sejak jam lima tadi pagi Tak ada yang bimbang lagi Telah kita lumpuhkan urat nadi Sepi dan tegang di jalanan.

    ANALISIS
    Puisi ini mengandung unsur konotasi, kata-kata nya mudah dipahami oleh pelajar seperti kita khusus nya tingkat SMA

    BalasHapus
  55. dini apriliani
    xi ipa 3 absen 9
    puisi 'si dia'
    puisi ini termasuk puisi imajinatif
    karena sulit dimengerti dan saya
    tdk mengerti arti dari puisi tsb
    contohnya pada kalimat 'beradaku sebuah cahaya'

    BalasHapus
  56. Nama : Erik Dwi Putro
    Kelas: XI IPA 3 - 11

    Senja Di Pelabuhan Kecil

    Ini kali tidak ada yang mencari cinta
    di antara gudang, rumah tua, pada cerita
    tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
    menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

    Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
    menyinggung muram, desir hari lari berenang
    menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
    dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

    Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
    menyisir semenanjung, masih pengap harap
    sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
    dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

    Karya : Chairil Anwar

    analisis puisi :
    Menurut saya puisi diatas termasuk puisi imaginatif karena sulit dipahami maknanya.
    Bahasa yang digunakan juga sulit dipahami oleh para pembacanya.

    koreksi analisis puisi :
    Menurut saya puisi diatas termasuk puisi imaginatif karena sulit dipahami maknanya.
    Bahasa yang digunakan juga sulit dipahami oleh para pembacanya. contohnya : (Gerimis mempercepat kelam)dan (menghembus diri)

    BalasHapus
  57. Nama : Redityo Abadi
    kelas/absn : 11 Ipa3 / 22

    Orang Asing

    Aku berjalan di gelap jiwa
    Tiba-tiba terdengar suara-suara menegur
    Bumi membentak, “jangan injak aku!”
    Langit melotot, “jangan menatapku!”
    Pohon mengusir, “jangan berteduh di sini!”
    Bulan menampik , “aku bukan temanmu !”
    Bintang memaki, “bodoh, aku tak bisa member apa-apa!”
    Hujan mengejek, “dasar cengeng! Begitu saja menangis.”
    Matahari berseru, “ sudah, tetaplah di kegelapan !”

    Akhirnya aku pulang ke rumah
    Menemui orang tua
    Mereka menyambutku seperti tamu
    Lalu bertanya, “berapa lama kau menginap?”

    Aku serasa mau mati saja
    Tapi kuburan malah marah,
    “heh pesimis gila, ini belum saatnya !”

    Hanya satu rumah yang mau menerimaku
    Bahkan untuk siapapun
    Pintunya selalu terbuka

    Lalu aku bertanya kepada seorang pengunjung
    “kemana tuan rumahnya ?”
    Dia menjawab sambil tersenyum
    “dia tidak kemana-mana, tapi ada di mana-mana,
    Ia sangat mengenalimu walau dirimu tak mengenalinya .”

    Aku bertanya lagi, “apa rumah ini bisa jadi rumahku ?”
    Ia menjawab , “asalkan hatimu jadi rumahnya …”

    Analisis puisi : menurut saya puisi karya Normalita termasuk puisi imajinatif karna terdapat kalimat memerlukan penafsiran terlebih dahulu, seperti : Aku berjalan di gelap jiwa

    koreksi Analisis puisi : menurut saya puisi karya Normalita termasuk puisi imajinatif karna terdapat kata konotasi dalam sebuah kalimat sehingga memerlukan penafsiran terlebih dahulu.
    contohnya : Aku berjalan di gelap jiwa

    BalasHapus
  58. Nama m azmi c
    Kelas xi-ipa 3
    No absen 20

    Mimbar

    Dan mimbar ini telah dibicarakan Pikiran-pikiran dunia Suara-suara kebebasan Tanpa ketakutan

    Dan mimbar ini diputar lagi Sejarah kemanusiaan Pengembangan teknologi Tanpa ketakutan

    Di kampus ini Telah dipahatkan Kemerdekaan

    Segala despot dan tiran Tidak bisa merobohkan Mimbar kami
    Analisis;.
    Puisi ini mengandung imajinatif.puisi ini juga mengandung sarat religius.rkata-katanya mudah dipahami.tp

    BalasHapus
  59. Nama : Ainur Rafi Satria
    Kelas 11 ipa 3 absen 9

    AKU BELUM BISA MENYEBUTMU LAGI
    Oleh: Taufiq Ismail

    Ya, aku belum bisa menyebut namamu lagi
    Dalam surat, buku harian dan percakapan sehari-hari
    Kembali seakan sebuah janji diikrarkan
    Apa lagi yang dapat kita ucapkan


    Seperti dulu, naraamu penuh belum bisa kusebut kini
    Jauhkan daku darl kekhianatan, doaku setiap kali
    Daun-daun asam mulai bermerahan dalam gugusan
    Bara kemarau, lunglai dan teramat pelahan

    Di atas hutan kelelawar senja beterbangan
    Beratus sayap berombak-ombak ke selatan
    Menyebar di atas baris-baris merah berangkat tenggelam
    Dan sekian ratus senja yang kucatat jadi malam

    Kabut pun bagai uban di atas hutan-hutan
    Uap air tipis, merendah dari tepi-tepi
    Tak sampai gerimis hanya awan berlayangan
    Duh namamu penuh, yang belum bisa kusebut kini

    Pada suatu hari namamu utuh akan kusebut lagi
    Di titik senyap kekhianatan doaku setiap kali
    Di atas baris-baris merah yang berangkat tenggelam
    Sekian ribu senja kucatat jadi malam.

    1964

    Menurut saya puisi di atas termasuk puisi imaginatif karena bahasa yang digunakan cukup sulit untuk dipahami dan memunculkan banyak penafsiran
    Contoh kata uban : rambut putih

    BalasHapus
  60. nama:iman akbar
    kelas:XI IPA 3
    nomor:31

    Elegi buat Sebuah Perang Saudara

    Dengan mata dingin dia turun ke medan
    Di bahunya tegar tersilang hitam senapan
    Dengan rasa ingin ditempuhnya perbukitan
    Mengayun lengan kasar berbulu dendam

    Angin pun bagai kampak sepanjang hutan
    Bukit-bukit dipacu atas kuda kelabu
    Dada dan lembah menyenak penuh deram
    Di ujung gunung lawannya sudah menunggu

    Terurai kendali kuda, merentak ringkiknyaDi kaki langit teja mengantar malam tembagaLuluhlah senja dalam denyar. Api mesiuDi ujung gunung lawan rebah telungkup bahu
    Angin tak lagi menderu tapi desah tertahan
    Dengan kaki sombong dibalikkannya lelaki itu
    Ketika senja berayun malam di dahan-dahan

    Angin pun menggigiti kulit bagai gergaji
    Telentang kaku di bumi. Telah dibunuh adik sendiri.

    analisis puisis:
    puisis di atas termasuk puisi imaginatif karena makna puisis diatas sulit untuk dimengerti seperti kalimat : ketika senja berayun malam

    BalasHapus
  61. nama: edo praditya
    kelas: XI ipa 3/10

    Malam Sepi yang Sunyi

    Hatiku terang menerima kata-Mu
    Bagai bintang memasang lilinnya
    Kalbuku terbuka menunggu kasih-Mu

    Bagai sedap alam menyibak kelopak
    Aduh, kekasihku
    Isi hatiku dengan kata-Mu

    Penuhi dadaku dengan cahayamu
    biar bersinar mataku sendu,
    biar berbinar galakku rayu!

    Cia

    Analisis puisi : menurut saya , puisi ini termasuk puisi imaginatif karena banyak kata-kata konotasi seperti "Penuhi dadaku dengan cahayamu."

    BalasHapus
  62. NAMA : M FIRMAN
    KELAS : XI IPA 3/18

    Dalam gerimis
    Segugus kapuk randu Melayang
    dalam hujan Menyambung suara
    bumi berbisik. Tertengadah Pohon-
    pohon bungur berbunga ungu
    Langit yang mekar dalam hujan
    pertama
    Pohon bungur menyebarkan warna
    ungu Sepanjang jalan raya Angin
    yang mengetuk mendung. Di atas
    kota Menjelang gugus malam
    Musim kemarau berbisa Deretan
    sedih pohon jeungjing Sepanjang
    tebing
    Di langit nyaris lembayung.
    Kawanan Kelelawar beterbangan ke
    tenggara Kawat-kawat telepon
    berjajaran menghitami Cakrawala
    yang retak warna Kota dalam
    sayatan jingga Kelelawar dan kapuk
    randu Melayang dalam gerimis Di
    atas rimba kotaku
    Dahan gladiola telanjang dan
    menggigil Memanjang padang yang
    gelisah Dari selatan seakan ada yang
    memanggil Ini hanya sementara,
    akan membentang Musim lebih
    parah Mendung mengucur pelahan
    Dengan kaki-kaki ramping Dan
    gerimis berlompatan Di pipi sungai.
    Sungai pedalaman yang jernih
    Kijang-kijang istana berlarian
    Berkerisik dalam pusingan dedaun
    coklat
    Tangan yang mengacung ke langit
    Dengan jari-jemari mengembang
    Meninggi dalam bisa kemarau yang
    panjang Sejarah berjalan
    terbungkuk, di padang ini
    Menyalakan kemarau dan gunung
    api Kemudian menuliskan namanya
    Pada tangga waktu
    Di langit sudah lembayung Kapuk
    randu melayang dalam gerimis Dan
    kelelawar bergayutan di puncak
    hutan Jajaran jendela luka Yang
    tertutup dan menanti Suara
    memanggil. Walau terhenti Dalam
    menggigil Kapuk randu bergugusan
    Melayangi gerimis malam.

    Analisis puisi :
    Menurut saya puisi diatas termasuk
    puisi imaginatif karena sulit dipahami
    maknanya.
    Bahasa yang digunakan juga sulit
    dipahami oleh para pembacanya.

    BalasHapus
  63. nama: Luh Jingga S.
    kelas/No: XI IPA 3/16



    Karangan Bunga
    oleh: Taufiq Ismail

    Tiga anak kecil
    Dalam langkah malu-malu
    Datang ke Salemba
    Sore itu.

    Ini dari kami bertiga
    Pita hitam pada karangan bunga
    Sebab kami ikut berduka
    Bagi kakak yang di tembak mati
    siang tadi’

    Alma Mater, janganlah bersedih
    Bila arakan ini bergerak pelahan
    Menuju pemakaman
    Siang ini

    Anakmu yang berani
    Telah tersungkur ke bumi
    Ketika melawan tirani

    analisis:
    puisi ini menurut saya adalah puisi imajinatif
    yang memerlukan penafsiran bagi pembaca.
    contohnya adalah pada kalimat "Pita hitam pada karangan bunga" yang berarti turut berduka cita atas kematian seseorang.

    BalasHapus
  64. Nama : Willi Diaz
    Kelas: XI IPA 3 - 29

    Sebuah Jaket Berlumur Darah

    Sebuah jaket berlumur darah
    Kami semua telah menatapmu
    Telah berbagi duka yang agung
    Dalam kepedihan bertahun-tahun

    Sebuah sungai membatasi kita
    Di bawah terik matahari Jakarta
    Antara kebebasan dan penindasan
    Berlapis senjata dan sangkur baja

    Akan mundurkah kita sekarang
    Seraya mengucapkan ‘Selamat tinggal perjuangan’
    Berikrar setia kepada tirani
    Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?

    Spanduk kumal itu, ya spanduk itu
    Kami semua telah menatapmu
    Dan di atas bangunan-bangunan
    Menunduk bendera setengah tiang

    Pesan itu telah sampai kemana-manaMelalui kendaraan yang melintasAbang-abang beca, kuli-kuli pelabuhanTeriakan-teriakan di atap bis kota, pawai-pawai perkasaProsesi jenazah ke pemakamanMereka berkataSemuanya berkataLANJUTKAN PERJUANGAN!

    analisis puisi :
    Menurut saya puisi diatas termasuk puisi picisan karena mudah dipahami maknanya. Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh para pembacanya

    Koreksi analisis puisi :
    Menurut saya puisi diatas termasuk puisi picisan karena mudah dipahami maknanya. Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh para pembacanya.
    Contoh : kami semua telah menatapmu.

    BalasHapus
  65. Nama : Riza Norma Setyarini
    kelas : XI IPA 3
    no.ab : 25

    mengkoreksi analisis bahasa puisi Asa, menurut saya puisi tersebut puisi picisan karena kata dan kalimatnya sederhana sehingga mt

    BalasHapus
  66. Nama : Yuni Puspitasari
    Kelas : XI IPA 3
    No.Ab : 30

    Mengkoreksi analisis bahasa puisi yang berjudul

    GUNDAH

    kuberjalan di kegelapan malam
    mencari tujuan hidupku
    aku mulai merasa takut
    di hantui kesedihan ini
    mengapa aku hidup di dunia
    aku tak tahu mengapa semua terjadi
    kucoba lupakan semua memori kita
    tak ingin hidupmu kembali di hidupku
    tuk selamanya

    Menurut saya puisi tersebut merupakan puisi picisan karena apa yang dimaksud oleh pengarang mudah dipahami oleh pembaca. contohnya pada kalimat "Aku mulai merasa takut" yang berarti si pengarang memang merasa takut dan juga pada kalimat "Tak ingin hidupmu kembali di hidupku selamanya" yang berarti pengarang ingin melupakan seseorang.

    BalasHapus
  67. nama : rima rizky y.
    kelas : XI IPA 3 / 23

    mengoereksi postingan saya yang sebelumnya tentang puisi yang berjudul GURU (puisi 14)

    analisis :
    menurut saya puisi tersebut adalah puisi picisan karena bahasa yang digunakan lugas,
    sederhana, yang tidak
    memerlukan penafsiran untuk
    pembaca.

    BalasHapus
  68. Nama : Riza Norma Septiarini
    Kelas/ abs : XI IPA 3-25

    ASA
    Kutatap awan di langit tinggi
    meraba hari tiada henti
    tak takut menerjang badai
    panjatkan harapan pada-Nya

    jatuh jangan terlalu dalam
    usap air mata itu
    bangkitlah menuju kenyataan
    berharap awan tertangkap basah

    SAya akan mengoreksi analisis bahasa puisi Asa, menurut saya puisi tersebut puisi picisan karena kata dan kalimatnya sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca maksud pengarang tersebut. Sebagai contoh kalimat "Usap air mata itu" yang berarti menghapus air mata dan pada kalimat "Bangkitlah menuju kenyataan" yang berarti si pengarang mempunyai maksud untuk terus melanjutkan kehidupan meskipun kenyataan pahit adanya.

    BalasHapus
  69. Nama : Mohan Bhakti
    Kelas : XI IPA 3
    No. Absen : 19

    Percakapan Angkasa
    “Siapa itu korban di bumi
    Hari ini?”
    Tanya Awan
    Pada Angin

    “Seorang anak muda
    Dia amat berani,”
    Jawab Angin

    “Berembuslah kau, dan hentikan saya
    Tepat di atas kota ini.”

    Awan dan Angin
    Berhentilah siang hari
    Di atas negeri ini

    “Wahai, teramat panjangnyaArakan jenazahDi bawah!Raja manakah kiranyaYang wafat itu?”
    “Bukan raja,”
    Jawab Angin

    “Pangeran agaknya?”
    “Pangeran bukan
    Dia hanya kawula biasa
    Seorang anak muda.”

    “Tapi mengapa begitu banyak Orang berjajar di tepi jalan Ibu-ibu membagikan minuman Di depan rumah-rumah mereka Orang-orang melontarkan buah-buahan Dalam arak-arakan Dan saya lihat pula Mereka bertangisan Di kuburan Siapa dia sebenarnya Wahai Sang Angin?”
    “Dialah anak muda Yang perkasa Di antara kawan-kawannya Yang terluka Dia telah mendahului Menghadap Ilahi Seluruh negeri ini Mengibarkan bendera nestapa Baginya Menangisi kepergiannya Dalam duka
    Seluruh negeri ini Yang terlalu lama dizalimi Telah belajar kembali Untuk menjadi berani Dalam berbuat Untuk menjadi berani Menghadapi mati.”
    Kata Sang Awan pula:“Sangat menarik sekaliKisahmu, ya AnginTapi sebelum kita pergiMengembara ke bagian bumi yang lainKatakan pada saya
    Karena kau tahu banyak
    Tentang negeri ini
    Katakan pada saya
    Untuk apa anak muda itu mati?”

    Sang Angin tersenyum dan berkata:
    “Untuk dua patah kata, dia
    Rela mati
    Dalam usia muda sekali.”

    “Apa gerangan itu?”Tanya Sang Awan
    “Menegakkan Kebenaran,”sahut Sang Angin“Dan Keadilan.”
    Dan mereka berdua
    Mulailah ngembara lagi
    Sementara senja
    Turun ke bumi


    analisis puisi : Menurut saya puisi diatas termasuk jenis puisi imaginatif karena bahasanya susah untuk dimengerti

    Koreksi analisis : Menurut saya puisi diatas termasuk jenis puisi imaginatif karena bahasanya susah untuk dimengerti. Contoh : “Siapa itu korban di bumi
    Hari ini?”

    BalasHapus
  70. NAMA : SHINTYA TRI DESVIA MIASARI
    KELAS : XI IPA 3
    NO. ABSEN : 27

    DOA

    kepada pemeluk teguh

    Tuhanku
    Dalam termangu
    Aku masih menyebut namamu

    Biar susah sungguh
    mengingat Kau penuh seluruh

    cayaMu panas suci
    tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

    Tuhanku

    aku hilang bentuk
    remuk

    Tuhanku

    aku mengembara di negeri asing

    Tuhanku
    di pintuMu aku mengetuk
    aku tidak bisa berpaling

    Karya : CHAIRIL ANWAR

    Analisis :
    Bahasa yang di gunakan dalam puisi tersebut adalah lugas. Artinya bahasa tersebut sederhana dan tidak ada kata sukar didalamnya, sehingga memudahkan pembaca untuk membacanya.

    Koreksi Analisis :
    Bahasa yang di gunakan adalah imajinatif, memerlukan penafsiran bagi pembaca. Contohnya cayaMu panas suci yang berarti karunia dari Tuhan yang suci untuk melindungi umatnya.

    BalasHapus
  71. Nama : Risky Dwi .V
    Kelas : XI IPA 3 / 24

    Menganalisis Puisi

    BIDADARI
    entah dari mana datangmu
    tapi ku selalu menunggu akan kedatanganmu
    tak mungkiin kau datang di tengah rerimbunan orang
    hanya datang pada kesunyian petang
    tak ingin seseorang pun melihatmu
    meski kau hanyalah sebuah maya
    kau bukanlah sebuah fana
    hanyalah sebuah kata-kata
    yang takkan pernah nyata
    kau
    hanyalah sebuah rahasia
    yang datang dari surga

    Analisis :
    Puisi tersebut termasuk puisi imajinatif. Bahasa yang digunakan perlu penafsiran, seperti
    meski kau hanyalah sebuah maya
    kau bukanlah sebuah fana
    Namun, ada juga yang mudah dimengerti.

    Koreksi Analisis:
    Puisi tersebut termasuk puisi picisan karena bahasanya mudah dipahami. Tidak memerlukan penafsiran yang berarti.

    BalasHapus
  72. NAMA : RIZKA AHMADEA P.M
    KELAS : XI IPA 3
    NO. ABSEN : 26

    oh sekolahku
    sungguh indah lingkunganmu
    sungguh rimbun pepohonanmu
    tempat dimana aku menuntut ilmu

    wahai sekolahku
    aku disini bersama teman-temanku
    untuk mendapat pengetahuan dari bapak ibu guruku

    aku akan berusaha untukmu
    untuk menjaga kebersihan lingkunganmu
    dari tangan yang tak bertanggung jawab itu
    agar mereka tau
    apa arti kebersihan itu..

    Koreksi Analisis puisi judul Sekolahku :
    Menurut saya puisi tersebut merupakan puisi picisan karena apa yang dimaksud oleh pengarang mudah dipahami oleh pembaca. contoh kalimat yang mudah dipahami ada pada kalimat "tempat dimana aku menuntut ilmu" yang berarti sekolah adalah tempat untuk menuntut ilmu atau pada kalimat "untuk mendapat pengetahuan dari bapak ibu guruku" yang berarti sekolah memang empat untuk menambah ilmu pengetahuan.

    BalasHapus
  73. megananda
    XI IPA 2 / 18

    PERAHU ASING

    perahuku menjelma dari kulit suara
    mengangkut biji wicara
    dari lautan makna
    tertitah dari zat yang Maha Menatap

    mendayung
    aku membawanya pada lautan jiwa

    orang menatapnya sebelah mata
    sebagian lagi bertutur cela
    ada juga yang menutup rapat telinga
    asyik berakrobat dengan dayung-dayung
    dan balok suara mereka

    perahuku dicela tak berharga
    dan aku dianggapnya pemantra gila

    sedang perahukulah
    yang bisa sampai berlabuh pada dermaga surya

    karya Putri Narita Pangestuti


    analisis: puisi distas termasuk puisi imajinatif karena memiliki bahasa yang sukar dipahami dan butuh pendalaman bahasa yang serius dan dalam contohnya dalam sajak
    perahuku menjelma dari kulit suara.

    BalasHapus
  74. m. ikhtiar zaki a.r
    XI IPA 2/34

    KISAH ANGIN

    aku mendengar kisah angin
    dan mendapati abu-abu dirimu

    angin kuat menyusu
    hingga bayimu terlalu lemah untuk itu

    ingatkah kau saat buih merayumu
    dan kabarkan bau amis sungai itu?
    langit telah berkata
    tak ada lagi yang berani
    berkisah tentang surya

    angin masih lekat di dadamu
    sedang wajah anakmu
    selalu mengabu
    dalam jeritan tinta
    di buku-buku itu

    karya Putri Narita Pangestuti

    analisis : puisi tersebut termasuk puisi imaginatif karena bahasa sulit dan banyak mengandung konotasi.
    contohnya pada sajak hingga bayimu terlalu lemah untuk itu.

    BalasHapus
  75. Avi Anggiya P
    XI IPA 2 / 33

    GALAU

    melangkah terpuruk
    dibawah gerimis sore
    mengais damai dalam samar
    meski hati dirajam selaksa tanya, adakah?
    gerimis yang kian deras
    kasar menerpa, menampar lembar anganku
    tak kurasa
    meski hati menjerit lirih:
    perih!

    gerimis yang kian deras jua
    seakan mengajak berpaling
    menyeringai pada batas luka lama

    pagi yang lelah menadah
    kian terkuyup ditelan sepi
    dan dinginpun
    kian menusuk hati

    Analisis : puisi diatas termasuk puisi imajinatif , memerlukan penafsiran bagi pembaca . Contohnya meski hati mejerit lirih

    BalasHapus
  76. Rizki Bayu B.
    XI IPA 2 / 28

    SAJAK PUTIH

    Bersandar pada tari warna pelangi
    Kau depanku bertudung sutra senja
    Di hitam matamu kembang mawar dan melati

    Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
    Meriak muka air kolam jiwa
    Dan dalam dadaku merdu melagu
    Menarik menari seluruh aku

    Hidup dari hidupku, pintu terbuka
    Selama matamu bagiku menengadah
    Selama kau darah mengalir dari luka
    Antara kita Mati datang tidak membelah

    Analisis Puisi : Puisi ini termasuk puisi imajinatif, terdapat beberapa kalimat yang membutuhkan penafsiran oleh pembaca.

    BalasHapus
  77. Renny Dwi Indrasari1 April 2011 pukul 06.10

    NAMA : RENNY DWI INDRASARI
    KELAS : XI IPA 2/ 27

    PELANGI JIWAKU

    kurasa tapi tak dapat kunikmati
    kulihat sepi tak dapat kupegang
    kunikmati tak dapat kusentuh

    aku hanya bisa melihat dari jauh
    kupendam rindu tapi takdapat berbuat apapun
    aku rasa tak dapat kunikmati

    kau seperti pelangi

    walau semuanya indah
    kau tak akan pernah kumiliki

    seperti pelangiku
    hanya bisa menatapmu


    ANALISIS :
    Puisi tersebut merupakan puisi imajinatif karena terdapat beberapa kalimat yang membutuhkan penafsiran oleh pembaca. Contohnya yaitu : kurasa tapi tak dapat kunikmati, kulihat sepi tak dapat kupegang, kunikmati tak dapat kusentuh

    BalasHapus
  78. Nama: Raichanah yasmin/26
    Kelas:XI IPA 2

    JALAN MATI,,,,

    Terang yg menggelapkan ku.
    Menuntun q ke dalam lautan yg tak pernah diam.
    Menelusuri setiap sampah yg berserakan di jalanan.
    Semuanya memperlihatkan mesin yg bergerak tak pernah berhenti.
    Begitu saja, mengulang dan di ulang dalam stiap prmainanx.
    Memang beda , tetapi bersatu di luasx bumi yg tak berhenti brputar stiap saat..
    Sakit
    Perih,
    pedih,
    bosan,
    dan capek dngn semua permainan yg engkau buat. Tak pernah menang ataupun kalah,
    duka, luka. Yg menjalaninya.
    Tak ku temukan jembatan unt kluar dr bumi ini.
    Tak ku temukan jalan yg bisa membebaskan ku dari bisingx gelombang yg mengganggu setiap tidurku.
    Tapi q berusaha
    Dalam kegelapan,
    dan kesunyian,
    ku berjalan sendiri.
    Mencari langkah unt menjauh dari semua ini
    menjauh dari terangx lampu yg membutakan ku.. .

    Analisis: puisi tersebut menceritakan tentang seseorang yang merasa hidupnya tidak bermakna meskipun kehidupanya normal seperti kebanyakan orang lain dan,
    puisi tersebut juga menggunakan majas personifikasi ..

    BalasHapus
  79. Nama: Raichanah yasmin/26
    Kelas:XI IPA 2

    JALAN MATI,,,,

    Terang yang menggelapkan ku.
    Menuntun ku ke dalam lautan yang tak pernah diam.
    Menelusuri setiap sampah yang berserakan di jalanan.
    Semuanya memperlihatkan mesin yang bergerak tak pernah berhenti.
    Begitu saja, mengulang dan di ulang dalam stiap permainanx.
    Memang beda , tetapi bersatu di luasx bumi yg tak berhenti berputar setiap saat..
    Sakit
    Perih,
    pedih,
    bosan,
    dan capek dengan semua permainan yang engkau buat.
    Tak pernah menang ataupun kalah,
    duka, luka. Yang menjalaninya.
    Tak ku temukan jembatan untuk keluar dari bumi ini.
    Tak ku temukan jalan yang bisa membebaskan ku dari bisingx gelombang yang mengganggu setiap tidurku.
    Tapi q berusaha
    Dalam kegelapan,
    dan kesunyian,
    ku berjalan sendiri.
    Mencari langkah untuk menjauh dari semua ini
    menjauh dari terangx lampu yg membutakan ku.. .

    Analisis: puisi tersebut menceritakan tentang seseorang yang merasa hidupnya tidak bermakna meskipun kehidupanya normal seperti kebanyakan orang lain dan,
    puisi tersebut juga menggunakan majas personifikasi ..

    BalasHapus
  80. HASIL KOREKSI:KE DUA
    KLS, XI/P/3 Yang Lulus setelah pengumumAN HASIL KOREKSI PERTAMA, YAITU NO.ABSEN 8 HASIL ANALISIS DISERTAKAN BUKUTI ANALISIS , SEDANG NO, ABSEN 2 TIDAK LULUS KARENA TIDAK DISERTAKAN BUKTI ANALISIS
    DAN SEMUA HASIL PENYELESAIAN DARI KELAS XI/P/2 YAITU ABSEN NO. 18,26,27,28,33 DAN 34
    Catatan : Untuk kls. XI/p/2 no.absen tersebut di atas mendapat nilai tambag (B).

    BalasHapus
  81. Nama : ANISA NURJANAH
    KELAS : XI IPA2/06

    Petani
    Kau seakan tak pernah lelah
    Untuk mengurai tanah-tanah gemburmu
    Walau sakit terasa dipikul
    Walau hati tercabik-cabik
    Kau tetap ayunkan setiap cangkul
    Jasamu begitu besar
    Begitu besar
    Hingga takkan pernah terbayarkan

    analisis tentang puisi petani diatas adalah :
    Bahasa yang digunakan sanat jelas dan mudah untuk di pahami bagi seseorang yang membacanya
    cara penyampaian katanya juga sederhana Bisa disebut puisi picisan

    BalasHapus
  82. NAMA : NAZLA
    KELAS : XI IPA 2/23Guru
    Fajar kembali dari tidurnya
    Burung burung berterbangan
    Langit biru berhiaskan awan
    Engkau berangkat dari perlindunganmu
    Mengayuh sepeda tuamu
    Berangkat tanpa memikirkan waktu
    Menuju anak didikmu
    Tak pernah terlintas di benakmu
    Untuk mengharap imbalan dari mereka
    Engkaulah
    Pahlawan tanpa tanda jasa

    analisis tentang puisi guru :

    puisi ini termasuk kedalam uisi picisan karena bahasa yang digunakan mudah di mengerti bagi seorang pembaca
    cara peyampaian katanya juga sederhana

    BalasHapus
  83. Nama : Achmad Zulfikar
    Kelas : XI IPA 2 / 01

    JEJAK KASIH SEORANG IBU

    Ibu,
    Terekam jejak-jejak indahmu kala membentukku menjadi seperti sekarang ini
    Jejak-jejak kasihmu yang harum mewangi tak akan pernah kulupakan
    Saat aku masih ringkih dan lemah
    Kau tatih aku, kau gendong aku, kau dekap aku dengan kehangatan cintamu
    Ketulusan yang kau tanamkan pada jiwa dan ragaku
    Menjadi energi yang dahsyat bagi inspirasiku

    Analisis Puisi:
    Puisi ini menceritakan tentang seorang anak yang bercerita tentang jasa-jasa ibunya ketika dia masih bayi.
    Puisi ini termasuk puisi picisan karena bahasa yang digunakan mudah dimengerti bagi pembaca.

    BalasHapus
  84. Nama : Faridah Tsuraya
    Kelas: XI IPA-2/11

    YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS

    karya Chairil Anwar

    kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
    menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
    malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu

    di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin

    aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang
    dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
    tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang

    tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku


    Analisis Puisi :
    Puisi tersebut merupakan puisi majinatif karena bahasa yang digunakan membutuhkan penafsiran tersendiri bagi pembacanya.
    contoh : malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu.

    BalasHapus
  85. Nama : Laveda Nidya Irianti
    Kelas : XI IPA 2
    Absen : 15

    Kebenderangan

    Kala malam semakin larut
    Aku terpaku di dalam kesunyian
    Terdiam menatap ilusi kesendirian
    Diriku seakan terbiar dalam kehampaan

    Kebekuan jiwa menjelma
    Kedinginan nurani selalu menemani
    Aku merindu tentang kehangatan
    Aku bermimpi tentang keindahan

    Saat tirai kegalauan mulai tersibak
    Fatamorgana menjauh dari realita
    Hingga tersingkaplah kebenderangan
    Makna kedamaian yang hakiki

    Puisi tersebut termasuk puisi picisan karena bahasa yang digunakan mudah dipahami.

    BalasHapus
  86. Nama:Hafieludin yusuf rizana
    Absen : 07
    Kelas :PCP’10
    Orang Asing

    Aku berjalan di gelap jiwa(1)
    Tiba-tiba terdengar suara-suara menegur
    Bumi membentak(2), “jangan injak aku!”
    Langit melotot(3), “jangan menatapku!”
    Pohon mengusir(4), “jangan berteduh di sini!”
    Bulan menampik(5), “aku bukan temanmu !”
    Bintang memaki(6), “bodoh, aku tak bisa member apa-apa!”
    Hujan mengejek(7), “dasar cengeng! Begitu saja menangis.”
    Matahari berseru(8), “ sudah, tetaplah di kegelapan(9) !”

    Akhirnya aku pulang ke rumah
    Menemui orang tua
    Mereka menyambutku seperti tamu
    Lalu bertanya, “berapa lama kau menginap?”

    Aku serasa mau mati saja
    Tapi kuburan malah marah(10),
    “heh pesimis gila, ini belum saatnya !”

    Hanya satu rumah yang mau menerimaku
    Bahkan untuk siapapun
    Pintunya selalu terbuka

    Lalu aku bertanya kepada seorang pengunjung
    “kemana tuan rumahnya ?”
    Dia menjawab sambil tersenyum
    “dia tidak kemana-mana, tapi ada di mana-mana,
    Ia sangat mengenalimu walau dirimu tak mengenalinya .”

    Aku bertanya lagi, “apa rumah ini bisa jadi rumahku ?”
    Ia menjawab , “asalkan hatimu jadi rumahnya(11) …”


    30 Maret 2011 22:30

    ANALISIS PUISI TENTANG :
    A. BAHASA
    B. DIKSI DAN NOSI
    HASIL ANALISIS :
    berjalan di gelap jiwa(1)

    Bumi membentak(2)
    Langit melotot(3)
    Pohon mengusir(4)
    Bulan menampik(5)
    Bintang memaki(6)
    Hujan mengejek(7)
    Matahari berseru(8)
    tetaplah di kegelapan(9)
    Tapi kuburan malah marah(10)
    asalkan hatimu jadi rumahnya(11)

    C. Dari Catatan Seorang Demonstran

    (karya Taufiq Ismail)

    Inilah peperangan
    Tanpa jenderal, tanpa senapan
    Pada hari-hari yang mendung
    Bahkan tanpa harapan

    Di sinilah keberanian diuji
    Kebenaran dicoba dihancurkan
    Pada hari-hari berkabung
    Di depan menghadang ribuan lawan
    1. Kebenaran dicoba dihancurkan = sesuatu yang di dambakan tapi malah untuk di lupakan/dikalahkan.

    BalasHapus
  87. Anisa Dyan Pratiwi
    PCPT 2010/2

    Orang Asing

    Aku berjalan di gelap jiwa(1)
    Tiba-tiba terdengar suara-suara menegur
    Bumi membentak(2), “jangan injak aku!”
    Langit melotot(3), “jangan menatapku!”
    Pohon mengusir(4), “jangan berteduh di sini!”
    Bulan menampik(5), “aku bukan temanmu !”
    Bintang memaki(6), “bodoh, aku tak bisa member apa-apa!”
    Hujan mengejek(7), “dasar cengeng! Begitu saja menangis.”
    Matahari berseru(8), “ sudah, tetaplah di kegelapan(9) !”

    Akhirnya aku pulang ke rumah
    Menemui orang tua
    Mereka menyambutku seperti tamu
    Lalu bertanya, “berapa lama kau menginap?”

    Aku serasa mau mati saja
    Tapi kuburan malah marah(10),
    “heh pesimis gila, ini belum saatnya !”

    Hanya satu rumah yang mau menerimaku
    Bahkan untuk siapapun
    Pintunya selalu terbuka

    Lalu aku bertanya kepada seorang pengunjung
    “kemana tuan rumahnya ?”
    Dia menjawab sambil tersenyum
    “dia tidak kemana-mana, tapi ada di mana-mana,
    Ia sangat mengenalimu walau dirimu tak mengenalinya .”

    Aku bertanya lagi, “apa rumah ini bisa jadi rumahku ?”
    Ia menjawab , “asalkan hatimu jadi rumahnya(11) …”

    BalasHapus
  88. Nama: farid rozaq
    Absen : 05
    Kelas :PCP’10
    Orang Asing

    Aku berjalan di gelap jiwa(1)
    Tiba-tiba terdengar suara-suara menegur
    Bumi membentak(2), “jangan injak aku!”
    Langit melotot(3), “jangan menatapku!”
    Pohon mengusir(4), “jangan berteduh di sini!”
    Bulan menampik(5), “aku bukan temanmu !”
    Bintang memaki(6), “bodoh, aku tak bisa member apa-apa!”
    Hujan mengejek(7), “dasar cengeng! Begitu saja menangis.”
    Matahari berseru(8), “ sudah, tetaplah di kegelapan(9) !”

    Akhirnya aku pulang ke rumah
    Menemui orang tua
    Mereka menyambutku seperti tamu
    Lalu bertanya, “berapa lama kau menginap?”

    Aku serasa mau mati saja
    Tapi kuburan malah marah(10),
    “heh pesimis gila, ini belum saatnya !”

    Hanya satu rumah yang mau menerimaku
    Bahkan untuk siapapun
    Pintunya selalu terbuka

    Lalu aku bertanya kepada seorang pengunjung
    “kemana tuan rumahnya ?”
    Dia menjawab sambil tersenyum
    “dia tidak kemana-mana, tapi ada di mana-mana,
    Ia sangat mengenalimu walau dirimu tak mengenalinya .”

    Aku bertanya lagi, “apa rumah ini bisa jadi rumahku ?”
    Ia menjawab , “asalkan hatimu jadi rumahnya(11) …”


    30 Maret 2011 22:30

    ANALISIS PUISI TENTANG :
    A. BAHASA
    B. DIKSI DAN NOSI
    HASIL ANALISIS :
    berjalan di gelap jiwa(1)

    Bumi membentak(2)
    Langit melotot(3)
    Pohon mengusir(4)
    Bulan menampik(5)
    Bintang memaki(6)
    Hujan mengejek(7)
    Matahari berseru(8)
    tetaplah di kegelapan(9)
    Tapi kuburan malah marah(10)
    asalkan hatimu jadi rumahnya(11)

    C. Dari Catatan Seorang Demonstran

    (karya Taufiq Ismail)

    Inilah peperangan
    Tanpa jenderal, tanpa senapan
    Pada hari-hari yang mendung
    Bahkan tanpa harapan

    Di sinilah keberanian diuji
    Kebenaran dicoba dihancurkan
    Pada hari-hari berkabung
    Di depan menghadang ribuan lawan
    1. Kebenaran dicoba dihancurkan = sesuatu yang di dambakan tapi malah untuk di lupakan/dikalahkan.

    BalasHapus
  89. Nama: Laras S.Y
    Kelas: PCP’10/09

    Aku berjalan di gelap jiwa(1)
    Tiba-tiba terdengar suara-suara menegur
    Bumi membentak(2), “jangan injak aku!”
    Langit melotot(3), “jangan menatapku!”
    Pohon mengusir(4), “jangan berteduh di sini!”
    Bulan menampik(5), “aku bukan temanmu !”
    Bintang memaki(6), “bodoh, aku tak bisa member apa-apa!”
    Hujan mengejek(7), “dasar cengeng! Begitu saja menangis.”
    Matahari berseru(8), “ sudah, tetaplah di kegelapan(9) !”

    Akhirnya aku pulang ke rumah
    Menemui orang tua
    Mereka menyambutku seperti tamu
    Lalu bertanya, “berapa lama kau menginap?”

    Aku serasa mau mati saja
    Tapi kuburan malah marah(10),
    “heh pesimis gila, ini belum saatnya !”

    Hanya satu rumah yang mau menerimaku
    Bahkan untuk siapapun
    Pintunya selalu terbuka

    Lalu aku bertanya kepada seorang pengunjung
    “kemana tuan rumahnya ?”
    Dia menjawab sambil tersenyum
    “dia tidak kemana-mana, tapi ada di mana-mana,
    Ia sangat mengenalimu walau dirimu tak mengenalinya .”

    Aku bertanya lagi, “apa rumah ini bisa jadi rumahku ?”
    Ia menjawab , “asalkan hatimu jadi rumahnya(11) …”

    Analisis puisi tenteng diksi dan bahasa:
    berjalan di gelap jiwa(1)

    Bumi membentak(2)
    Langit melotot(3)
    Pohon mengusir(4)
    Bulan menampik(5)
    Bintang memaki(6)
    Hujan mengejek(7)
    Matahari berseru(8)
    tetaplah di kegelapan(9)
    Tapi kuburan malah marah(10)
    asalkan hatimu jadi rumahnya(11)

    C. Dari Catatan Seorang Demonstran

    (karya Taufiq Ismail)

    Inilah peperangan
    Tanpa jenderal, tanpa senapan
    Pada hari-hari yang mendung
    Bahkan tanpa harapan

    Di sinilah keberanian diuji
    Kebenaran dicoba dihancurkan
    Pada hari-hari berkabung
    Di depan menghadang ribuan lawan
    1. Kebenaran dicoba dihancurkan = sesuatu yang di dambakan tapi malah untuk di lupakan/dikalahkan.

    BalasHapus
  90. Nama : Moh. Mirza Ferizki
    Kelas / Absen : Pcp '10/ 10


    Orang Asing

    Aku berjalan di gelap jiwa(1)
    Tiba-tiba terdengar suara-suara menegur
    Bumi membentak(2), “jangan injak aku!”
    Langit melotot(3), “jangan menatapku!”
    Pohon mengusir(4), “jangan berteduh di sini!”
    Bulan menampik(5) , “aku bukan temanmu !”
    Bintang memaki(6), “bodoh, aku tak bisa memberi apa-apa!”
    Hujan mengejek(7), “dasar cengeng! Begitu saja menangis.”
    Matahari berseru(8), “ sudah, tetaplah di kegelapan (9) !”

    Akhirnya aku pulang ke rumah
    Menemui orang tua
    Mereka menyambutku seperti tamu
    Lalu bertanya, “berapa lama kau menginap?”

    Aku serasa mau mati saja
    Tapi kuburan malah marah(10),
    “heh pesimis gila, ini belum saatnya !”

    Hanya satu rumah yang mau menerimaku
    Bahkan untuk siapapun
    Pintunya selalu terbuka

    Lalu aku bertanya kepada seorang pengunjung
    “kemana tuan rumahnya ?”
    Dia menjawab sambil tersenyum
    “dia tidak kemana-mana, tapi ada di mana-mana,
    Ia sangat mengenalimu walau dirimu tak mengenalinya .”

    Aku bertanya lagi, “apa rumah ini bisa jadi rumahku ?”
    Ia menjawab , “asalkan hatimu jadi rumahnya (11) …”

    hasil analisis
    Diksi dan nosi
    1. berjalan di gelap jiwa
    2. Bumi membentak
    3. Langit melotot
    4. Pohon mengusir
    5. Bulan menampik
    6. Bintang memaki
    7. Hujan mengejek
    8. Matahari berseru
    9. tetaplah di kegelapan
    10. kuburan malah marah
    11. asalkan hatimu jadi rumahnya

    Dari Catatan Seorang Demonstran

    (karya Taufiq Ismail)

    Inilah peperangan
    Tanpa jenderal, tanpa senapan
    Pada hari-hari yang mendung
    Bahkan tanpa harapan

    Di sinilah keberanian diuji
    Kebenaran dicoba dihancurkan
    Pada hari-hari berkabung
    Di depan menghadang ribuan lawan
    1. Kebenaran dicoba dihancurkan = sesuatu yang di dambakan tapi malah untuk di lupakan/dikalahkan.

    BalasHapus
  91. Orang Asing

    Aku berjalan di gelap jiwa(1)
    Tiba-tiba terdengar suara-suara menegur
    Bumi membentak(2), “jangan injak aku!”
    Langit melotot(3), “jangan menatapku!”
    Pohon mengusir(4), “jangan berteduh di sini!”
    Bulan menampik(5), “aku bukan temanmu !”
    Bintang memaki(6), “bodoh, aku tak bisa member apa-apa!”
    Hujan mengejek(7), “dasar cengeng! Begitu saja menangis.”
    Matahari berseru(8), “ sudah, tetaplah di kegelapan(9) !”

    Akhirnya aku pulang ke rumah
    Menemui orang tua
    Mereka menyambutku seperti tamu
    Lalu bertanya, “berapa lama kau menginap?”

    Aku serasa mau mati saja
    Tapi kuburan malah marah(10),
    “heh pesimis gila, ini belum saatnya !”

    Hanya satu rumah yang mau menerimaku
    Bahkan untuk siapapun
    Pintunya selalu terbuka

    Lalu aku bertanya kepada seorang pengunjung
    “kemana tuan rumahnya ?”
    Dia menjawab sambil tersenyum
    “dia tidak kemana-mana, tapi ada di mana-mana,
    Ia sangat mengenalimu walau dirimu tak mengenalinya .”

    Aku bertanya lagi, “apa rumah ini bisa jadi rumahku ?”
    Ia menjawab , “asalkan hatimu jadi rumahnya(11) …”


    ANALISIS PUISI TENTANG :
    A. BAHASA
    B. DIKSI DAN NOSI
    HASIL ANALISIS :
    berjalan di gelap jiwa(1)

    Bumi membentak(2)
    Langit melotot(3)
    Pohon mengusir(4)
    Bulan menampik(5)
    Bintang memaki(6)
    Hujan mengejek(7)
    Matahari berseru(8)
    tetaplah di kegelapan(9)
    Tapi kuburan malah marah(10)
    asalkan hatimu jadi rumahnya(11)

    C. Dari Catatan Seorang Demonstran

    (karya Taufiq Ismail)

    Inilah peperangan
    Tanpa jenderal, tanpa senapan
    Pada hari-hari yang mendung
    Bahkan tanpa harapan

    Di sinilah keberanian diuji
    Kebenaran dicoba dihancurkan
    Pada hari-hari berkabung
    Di depan menghadang ribuan lawan
    1. Kebenaran dicoba dihancurkan = sesuatu yang di dambakan tapi malah untuk di lupakan/dikalahkan.

    Naufal dyaksa henanta
    Pcp’10/12

    BalasHapus
  92. Nama: Amelia ramadhani
    Absen : 01
    Kelas :PCP’10
    Orang Asing

    Aku berjalan di gelap jiwa(1)
    Tiba-tiba terdengar suara-suara menegur
    Bumi membentak(2), “jangan injak aku!”
    Langit melotot(3), “jangan menatapku!”
    Pohon mengusir(4), “jangan berteduh di sini!”
    Bulan menampik(5), “aku bukan temanmu !”
    Bintang memaki(6), “bodoh, aku tak bisa member apa-apa!”
    Hujan mengejek(7), “dasar cengeng! Begitu saja menangis.”
    Matahari berseru(8), “ sudah, tetaplah di kegelapan(9) !”

    Akhirnya aku pulang ke rumah
    Menemui orang tua
    Mereka menyambutku seperti tamu
    Lalu bertanya, “berapa lama kau menginap?”

    Aku serasa mau mati saja
    Tapi kuburan malah marah(10),
    “heh pesimis gila, ini belum saatnya !”

    Hanya satu rumah yang mau menerimaku
    Bahkan untuk siapapun
    Pintunya selalu terbuka

    Lalu aku bertanya kepada seorang pengunjung
    “kemana tuan rumahnya ?”
    Dia menjawab sambil tersenyum
    “dia tidak kemana-mana, tapi ada di mana-mana,
    Ia sangat mengenalimu walau dirimu tak mengenalinya .”

    Aku bertanya lagi, “apa rumah ini bisa jadi rumahku ?”
    Ia menjawab , “asalkan hatimu jadi rumahnya(11) …”


    30 Maret 2011 22:30

    ANALISIS PUISI TENTANG :
    A. BAHASA
    B. DIKSI DAN NOSI
    HASIL ANALISIS :
    berjalan di gelap jiwa(1)

    Bumi membentak(2)
    Langit melotot(3)
    Pohon mengusir(4)
    Bulan menampik(5)
    Bintang memaki(6)
    Hujan mengejek(7)
    Matahari berseru(8)
    tetaplah di kegelapan(9)
    Tapi kuburan malah marah(10)
    asalkan hatimu jadi rumahnya(11)

    C. Dari Catatan Seorang Demonstran

    (karya Taufiq Ismail)

    Inilah peperangan
    Tanpa jenderal, tanpa senapan
    Pada hari-hari yang mendung
    Bahkan tanpa harapan

    Di sinilah keberanian diuji
    Kebenaran dicoba dihancurkan
    Pada hari-hari berkabung
    Di depan menghadang ribuan lawan
    1. Kebenaran dicoba dihancurkan = sesuatu yang di dambakan tapi malah untuk di lupakan/dikalahkan.

    BalasHapus
  93. Nama : Hanindito S.
    Kelas / Absen : Pcp '10/ 8


    Orang Asing

    Aku berjalan di gelap jiwa(1)
    Tiba-tiba terdengar suara-suara menegur
    Bumi membentak(2), “jangan injak aku!”
    Langit melotot(3), “jangan menatapku!”
    Pohon mengusir(4), “jangan berteduh di sini!”
    Bulan menampik(5) , “aku bukan temanmu !”
    Bintang memaki(6), “bodoh, aku tak bisa memberi apa-apa!”
    Hujan mengejek(7), “dasar cengeng! Begitu saja menangis.”
    Matahari berseru(8), “ sudah, tetaplah di kegelapan (9) !”

    Akhirnya aku pulang ke rumah
    Menemui orang tua
    Mereka menyambutku seperti tamu
    Lalu bertanya, “berapa lama kau menginap?”

    Aku serasa mau mati saja
    Tapi kuburan malah marah(10),
    “heh pesimis gila, ini belum saatnya !”

    Hanya satu rumah yang mau menerimaku
    Bahkan untuk siapapun
    Pintunya selalu terbuka

    Lalu aku bertanya kepada seorang pengunjung
    “kemana tuan rumahnya ?”
    Dia menjawab sambil tersenyum
    “dia tidak kemana-mana, tapi ada di mana-mana,
    Ia sangat mengenalimu walau dirimu tak mengenalinya .”

    Aku bertanya lagi, “apa rumah ini bisa jadi rumahku ?”
    Ia menjawab , “asalkan hatimu jadi rumahnya (11) …”

    hasil analisis
    Diksi dan nosi
    1. berjalan di gelap jiwa
    2. Bumi membentak
    3. Langit melotot
    4. Pohon mengusir
    5. Bulan menampik
    6. Bintang memaki
    7. Hujan mengejek
    8. Matahari berseru
    9. tetaplah di kegelapan
    10. kuburan malah marah
    11. asalkan hatimu jadi rumahnya

    Dari Catatan Seorang Demonstran

    (karya Taufiq Ismail)

    Inilah peperangan
    Tanpa jenderal, tanpa senapan
    Pada hari-hari yang mendung
    Bahkan tanpa harapan

    Di sinilah keberanian diuji
    Kebenaran dicoba dihancurkan
    Pada hari-hari berkabung
    Di depan menghadang ribuan lawan
    1. Kebenaran dicoba dihancurkan = sesuatu yang di dambakan tapi malah untuk di lupakan/dikalahkan.

    BalasHapus
  94. Nama : Canindera Costa
    Kelas / Absen : Pcp '10/ 4


    Orang Asing

    Aku berjalan di gelap jiwa(1)
    Tiba-tiba terdengar suara-suara menegur
    Bumi membentak(2), “jangan injak aku!”
    Langit melotot(3), “jangan menatapku!”
    Pohon mengusir(4), “jangan berteduh di sini!”
    Bulan menampik(5) , “aku bukan temanmu !”
    Bintang memaki(6), “bodoh, aku tak bisa memberi apa-apa!”
    Hujan mengejek(7), “dasar cengeng! Begitu saja menangis.”
    Matahari berseru(8), “ sudah, tetaplah di kegelapan (9) !”

    Akhirnya aku pulang ke rumah
    Menemui orang tua
    Mereka menyambutku seperti tamu
    Lalu bertanya, “berapa lama kau menginap?”

    Aku serasa mau mati saja
    Tapi kuburan malah marah(10),
    “heh pesimis gila, ini belum saatnya !”

    Hanya satu rumah yang mau menerimaku
    Bahkan untuk siapapun
    Pintunya selalu terbuka

    Lalu aku bertanya kepada seorang pengunjung
    “kemana tuan rumahnya ?”
    Dia menjawab sambil tersenyum
    “dia tidak kemana-mana, tapi ada di mana-mana,
    Ia sangat mengenalimu walau dirimu tak mengenalinya .”

    Aku bertanya lagi, “apa rumah ini bisa jadi rumahku ?”
    Ia menjawab , “asalkan hatimu jadi rumahnya (11) …”

    hasil analisis
    Diksi dan nosi
    1. berjalan di gelap jiwa
    2. Bumi membentak
    3. Langit melotot
    4. Pohon mengusir
    5. Bulan menampik
    6. Bintang memaki
    7. Hujan mengejek
    8. Matahari berseru
    9. tetaplah di kegelapan
    10. kuburan malah marah
    11. asalkan hatimu jadi rumahnya

    Dari Catatan Seorang Demonstran

    (karya Taufiq Ismail)

    Inilah peperangan
    Tanpa jenderal, tanpa senapan
    Pada hari-hari yang mendung
    Bahkan tanpa harapan

    Di sinilah keberanian diuji
    Kebenaran dicoba dihancurkan
    Pada hari-hari berkabung
    Di depan menghadang ribuan lawan
    1. Kebenaran dicoba dihancurkan = sesuatu yang di dambakan tapi malah untuk di lupakan/dikalahkan.

    BalasHapus
  95. Nama:Rigen Adi Kowara
    Absen : 15
    Kelas :PCP’10

    Orang Asing

    Aku berjalan di gelap jiwa(1)
    Tiba-tiba terdengar suara-suara menegur
    Bumi membentak(2), “jangan injak aku!”
    Langit melotot(3), “jangan menatapku!”
    Pohon mengusir(4), “jangan berteduh di sini!”
    Bulan menampik(5), “aku bukan temanmu !”
    Bintang memaki(6), “bodoh, aku tak bisa member apa-apa!”
    Hujan mengejek(7), “dasar cengeng! Begitu saja menangis.”
    Matahari berseru(8), “ sudah, tetaplah di kegelapan(9) !”

    Akhirnya aku pulang ke rumah
    Menemui orang tua
    Mereka menyambutku seperti tamu
    Lalu bertanya, “berapa lama kau menginap?”

    Aku serasa mau mati saja
    Tapi kuburan malah marah(10),
    “heh pesimis gila, ini belum saatnya !”

    Hanya satu rumah yang mau menerimaku
    Bahkan untuk siapapun
    Pintunya selalu terbuka

    Lalu aku bertanya kepada seorang pengunjung
    “kemana tuan rumahnya ?”
    Dia menjawab sambil tersenyum
    “dia tidak kemana-mana, tapi ada di mana-mana,
    Ia sangat mengenalimu walau dirimu tak mengenalinya .”

    Aku bertanya lagi, “apa rumah ini bisa jadi rumahku ?”
    Ia menjawab , “asalkan hatimu jadi rumahnya(11) …”



    ANALISIS PUISI TENTANG :
    A. BAHASA
    B. DIKSI DAN NOSI
    HASIL ANALISIS :
    berjalan di gelap jiwa(1)

    Bumi membentak(2)
    Langit melotot(3)
    Pohon mengusir(4)
    Bulan menampik(5)
    Bintang memaki(6)
    Hujan mengejek(7)
    Matahari berseru(8)
    tetaplah di kegelapan(9)
    Tapi kuburan malah marah(10)
    asalkan hatimu jadi rumahnya(11)

    C. Dari Catatan Seorang Demonstran

    (karya Taufiq Ismail)

    Inilah peperangan
    Tanpa jenderal, tanpa senapan
    Pada hari-hari yang mendung
    Bahkan tanpa harapan

    Di sinilah keberanian diuji
    Kebenaran dicoba dihancurkan
    Pada hari-hari berkabung
    Di depan menghadang ribuan lawan
    1. Kebenaran dicoba dihancurkan = sesuatu yang di dambakan tapi malah untuk di lupakan/dikalahkan.

    BalasHapus
  96. LANJUTAN
    Anisa Dyan Pratiwi
    PCPT 2010/2


    ANALISIS PUISI TENTANG :
    A. BAHASA
    B. DIKSI DAN NOSI
    HASIL ANALISIS :

    berjalan di gelap jiwa(1)
    Bumi membentak(2)
    Langit melotot(3)
    Pohon mengusir(4)
    Bulan menampik(5)
    Bintang memaki(6)
    Hujan mengejek(7)
    Matahari berseru(8)
    tetaplah di kegelapan(9)
    Tapi kuburan malah marah(10)
    asalkan hatimu jadi rumahnya(11)



    . Dari Catatan Seorang Demonstran

    (karya Taufiq Ismail)

    Inilah peperangan
    Tanpa jenderal, tanpa senapan
    Pada hari-hari yang mendung
    Bahkan tanpa harapan

    Di sinilah keberanian diuji
    Kebenaran dicoba dihancurkan
    Pada hari-hari berkabung
    Di depan menghadang ribuan lawan
    1. Kebenaran dicoba dihancurkan = sesuatu yang di dambakan tapi malah untuk di lupakan/dikalahkan.

    BalasHapus
  97. M. Dandy Brilliantono
    PCP'10/11

    Orang Asing

    Aku berjalan di gelap jiwa(1)
    Tiba-tiba terdengar suara-suara menegur
    Bumi membentak(2), “jangan injak aku!”
    Langit melotot(3), “jangan menatapku!”
    Pohon mengusir(4), “jangan berteduh di sini!”
    Bulan menampik(5), “aku bukan temanmu !”
    Bintang memaki(6), “bodoh, aku tak bisa member apa-apa!”
    Hujan mengejek(7), “dasar cengeng! Begitu saja menangis.”
    Matahari berseru(8), “ sudah, tetaplah di kegelapan(9) !”

    Akhirnya aku pulang ke rumah
    Menemui orang tua
    Mereka menyambutku seperti tamu
    Lalu bertanya, “berapa lama kau menginap?”

    Aku serasa mau mati saja
    Tapi kuburan malah marah(10),
    “heh pesimis gila, ini belum saatnya !”

    Hanya satu rumah yang mau menerimaku
    Bahkan untuk siapapun
    Pintunya selalu terbuka

    Lalu aku bertanya kepada seorang pengunjung
    “kemana tuan rumahnya ?”
    Dia menjawab sambil tersenyum
    “dia tidak kemana-mana, tapi ada di mana-mana,
    Ia sangat mengenalimu walau dirimu tak mengenalinya .”

    Aku bertanya lagi, “apa rumah ini bisa jadi rumahku ?”
    Ia menjawab , “asalkan hatimu jadi rumahnya(11) …”

    ANALISIS PUISI TENTANG :
    A. BAHASA
    B. DIKSI DAN NOSI
    HASIL ANALISIS :
    berjalan di gelap jiwa(1)

    Bumi membentak(2)
    Langit melotot(3)
    Pohon mengusir(4)
    Bulan menampik(5)
    Bintang memaki(6)
    Hujan mengejek(7)
    Matahari berseru(8)
    tetaplah di kegelapan(9)
    Tapi kuburan malah marah(10)
    asalkan hatimu jadi rumahnya(11)

    C. Dari Catatan Seorang Demonstran

    (karya Taufiq Ismail)

    Inilah peperangan
    Tanpa jenderal, tanpa senapan
    Pada hari-hari yang mendung
    Bahkan tanpa harapan

    Di sinilah keberanian diuji
    Kebenaran dicoba dihancurkan
    Pada hari-hari berkabung
    Di depan menghadang ribuan lawan
    1. Kebenaran dicoba dihancurkan = sesuatu yang di dambakan tapi malah untuk di lupakan/dikalahkan.

    BalasHapus
  98. Nama : Satrio Herlambang
    Kelas / Absen : Pcp '10/ 16


    Orang Asing

    Aku berjalan di gelap jiwa(1)
    Tiba-tiba terdengar suara-suara menegur
    Bumi membentak(2), “jangan injak aku!”
    Langit melotot(3), “jangan menatapku!”
    Pohon mengusir(4), “jangan berteduh di sini!”
    Bulan menampik(5) , “aku bukan temanmu !”
    Bintang memaki(6), “bodoh, aku tak bisa memberi apa-apa!”
    Hujan mengejek(7), “dasar cengeng! Begitu saja menangis.”
    Matahari berseru(8), “ sudah, tetaplah di kegelapan (9) !”

    Akhirnya aku pulang ke rumah
    Menemui orang tua
    Mereka menyambutku seperti tamu
    Lalu bertanya, “berapa lama kau menginap?”

    Aku serasa mau mati saja
    Tapi kuburan malah marah(10),
    “heh pesimis gila, ini belum saatnya !”

    Hanya satu rumah yang mau menerimaku
    Bahkan untuk siapapun
    Pintunya selalu terbuka

    Lalu aku bertanya kepada seorang pengunjung
    “kemana tuan rumahnya ?”
    Dia menjawab sambil tersenyum
    “dia tidak kemana-mana, tapi ada di mana-mana,
    Ia sangat mengenalimu walau dirimu tak mengenalinya .”

    Aku bertanya lagi, “apa rumah ini bisa jadi rumahku ?”
    Ia menjawab , “asalkan hatimu jadi rumahnya (11) …”

    hasil analisis
    Diksi dan nosi
    1. berjalan di gelap jiwa
    2. Bumi membentak
    3. Langit melotot
    4. Pohon mengusir
    5. Bulan menampik
    6. Bintang memaki
    7. Hujan mengejek
    8. Matahari berseru
    9. tetaplah di kegelapan
    10. kuburan malah marah
    11. asalkan hatimu jadi rumahnya

    Dari Catatan Seorang Demonstran

    (karya Taufiq Ismail)

    Inilah peperangan
    Tanpa jenderal, tanpa senapan
    Pada hari-hari yang mendung
    Bahkan tanpa harapan

    Di sinilah keberanian diuji
    Kebenaran dicoba dihancurkan
    Pada hari-hari berkabung
    Di depan menghadang ribuan lawan
    1. Kebenaran dicoba dihancurkan = sesuatu yang di dambakan tapi malah untuk di lupakan/dikalahkan.

    BalasHapus
  99. Nama : Arief Rahmawan
    Kelas: PCP’10 / 03
    Orang Asing

    Aku berjalan di gelap jiwa {1}
    Tiba-tiba terdengar suara-suara menegur
    Bumi membentak {2}, “jangan injak aku!”
    Langit melotot {3}, “jangan menatapku!”
    Pohon mengusir {4}, “jangan berteduh di sini!”
    Bulan menampik {5}, “aku bukan temanmu !”
    Bintang memaki {6}, “bodoh, aku tak bisa member apa-apa!”
    Hujan mengejek {7}, “dasar cengeng! Begitu saja menangis.”
    Matahari berseru {8}, “ sudah, tetaplah di kegelapan {9} !”

    Akhirnya aku pulang ke rumah
    Menemui orang tua
    Mereka menyambutku seperti tamu
    Lalu bertanya, “berapa lama kau menginap?”

    Aku serasa mau mati saja
    Tapi kuburan malah marah {10},
    “heh pesimis gila, ini belum saatnya !”

    Hanya satu rumah yang mau menerimaku
    Bahkan untuk siapapun
    Pintunya selalu terbuka

    Lalu aku bertanya kepada seorang pengunjung
    “kemana tuan rumahnya ?”
    Dia menjawab sambil tersenyum
    “dia tidak kemana-mana, tapi ada di mana-mana,
    Ia sangat mengenalimu walau dirimu tak mengenalinya .”

    Aku bertanya lagi, “apa rumah ini bisa jadi rumahku ?”
    Ia menjawab , “asalkan hatimu jadi rumahnya {11} …”

    ANALISIS PUISI TENTANG :
    A. Bahasa:
    B. Diksi dan Nosi
    Hasil Analisi :
    Berjalan di gelap jiwa {1}
    Bumi membentak{2}
    Langit melotot{3}
    Pohon mengusir{4}
    Bulan menampik{5}
    Bintang memaki{6}
    Hujan mengejek{7}
    Matahari berseru{8}
    Tetaplah di kegelapan{9}
    Tapi kuburan malah marah{10}
    Asalkan hatimu jadi rumahnya{11}

    C. Dari Catatan Seorang Demonstran

    (karya Taufiq Ismail)

    Inilah peperangan
    Tanpa jenderal, tanpa senapan
    Pada hari-hari yang mendung
    Bahkan tanpa harapan

    Di sinilah keberanian diuji
    Kebenaran dicoba dihancurkan
    Pada hari-hari berkabung
    Di depan menghadang ribuan lawan

    1. Kebenaran dicoba dihancurkan = sesuatu yang di dambakan tapi malah untuk di lupakan/dikalahkan.

    BalasHapus
  100. Feisal Alfi
    PCP'10/6

    Orang Asing

    Aku berjalan di gelap jiwa(1)
    Tiba-tiba terdengar suara-suara menegur
    Bumi membentak(2), “jangan injak aku!”
    Langit melotot(3), “jangan menatapku!”
    Pohon mengusir(4), “jangan berteduh di sini!”
    Bulan menampik(5), “aku bukan temanmu !”
    Bintang memaki(6), “bodoh, aku tak bisa member apa-apa!”
    Hujan mengejek(7), “dasar cengeng! Begitu saja menangis.”
    Matahari berseru(8), “ sudah, tetaplah di kegelapan(9) !”

    Akhirnya aku pulang ke rumah
    Menemui orang tua
    Mereka menyambutku seperti tamu
    Lalu bertanya, “berapa lama kau menginap?”

    Aku serasa mau mati saja
    Tapi kuburan malah marah(10),
    “heh pesimis gila, ini belum saatnya !”

    Hanya satu rumah yang mau menerimaku
    Bahkan untuk siapapun
    Pintunya selalu terbuka

    Lalu aku bertanya kepada seorang pengunjung
    “kemana tuan rumahnya ?”
    Dia menjawab sambil tersenyum
    “dia tidak kemana-mana, tapi ada di mana-mana,
    Ia sangat mengenalimu walau dirimu tak mengenalinya .”

    Aku bertanya lagi, “apa rumah ini bisa jadi rumahku ?”
    Ia menjawab , “asalkan hatimu jadi rumahnya(11) …”

    ANALISIS PUISI TENTANG :
    A. BAHASA
    B. DIKSI DAN NOSI
    HASIL ANALISIS :
    berjalan di gelap jiwa(1)

    Bumi membentak(2)
    Langit melotot(3)
    Pohon mengusir(4)
    Bulan menampik(5)
    Bintang memaki(6)
    Hujan mengejek(7)
    Matahari berseru(8)
    tetaplah di kegelapan(9)
    Tapi kuburan malah marah(10)
    asalkan hatimu jadi rumahnya(11)

    C. Dari Catatan Seorang Demonstran

    (karya Taufiq Ismail)

    Inilah peperangan
    Tanpa jenderal, tanpa senapan
    Pada hari-hari yang mendung
    Bahkan tanpa harapan

    Di sinilah keberanian diuji
    Kebenaran dicoba dihancurkan
    Pada hari-hari berkabung
    Di depan menghadang ribuan lawan
    1. Kebenaran dicoba dihancurkan = sesuatu yang di dambakan tapi malah untuk di lupakan/dikalahkan.

    BalasHapus
  101. Nama : Rigen Adi K.
    Kelas / Absen : Pcp '10/ 15


    Orang Asing

    Aku berjalan di gelap jiwa(1)
    Tiba-tiba terdengar suara-suara menegur
    Bumi membentak(2), “jangan injak aku!”
    Langit melotot(3), “jangan menatapku!”
    Pohon mengusir(4), “jangan berteduh di sini!”
    Bulan menampik(5) , “aku bukan temanmu !”
    Bintang memaki(6), “bodoh, aku tak bisa memberi apa-apa!”
    Hujan mengejek(7), “dasar cengeng! Begitu saja menangis.”
    Matahari berseru(8), “ sudah, tetaplah di kegelapan (9) !”

    Akhirnya aku pulang ke rumah
    Menemui orang tua
    Mereka menyambutku seperti tamu
    Lalu bertanya, “berapa lama kau menginap?”

    Aku serasa mau mati saja
    Tapi kuburan malah marah(10),
    “heh pesimis gila, ini belum saatnya !”

    Hanya satu rumah yang mau menerimaku
    Bahkan untuk siapapun
    Pintunya selalu terbuka

    Lalu aku bertanya kepada seorang pengunjung
    “kemana tuan rumahnya ?”
    Dia menjawab sambil tersenyum
    “dia tidak kemana-mana, tapi ada di mana-mana,
    Ia sangat mengenalimu walau dirimu tak mengenalinya .”

    Aku bertanya lagi, “apa rumah ini bisa jadi rumahku ?”
    Ia menjawab , “asalkan hatimu jadi rumahnya (11) …”

    hasil analisis
    Diksi dan nosi
    1. berjalan di gelap jiwa
    2. Bumi membentak
    3. Langit melotot
    4. Pohon mengusir
    5. Bulan menampik
    6. Bintang memaki
    7. Hujan mengejek
    8. Matahari berseru
    9. tetaplah di kegelapan
    10. kuburan malah marah
    11. asalkan hatimu jadi rumahnya

    Dari Catatan Seorang Demonstran

    (karya Taufiq Ismail)

    Inilah peperangan
    Tanpa jenderal, tanpa senapan
    Pada hari-hari yang mendung
    Bahkan tanpa harapan

    Di sinilah keberanian diuji
    Kebenaran dicoba dihancurkan
    Pada hari-hari berkabung
    Di depan menghadang ribuan lawan
    1. Kebenaran dicoba dihancurkan = sesuatu yang di dambakan tapi malah untuk di lupakan/dikalahkan.

    BalasHapus
  102. Renanda k
    PCP'10/14

    Orang Asing

    Aku berjalan di gelap jiwa(1)
    Tiba-tiba terdengar suara-suara menegur
    Bumi membentak(2), “jangan injak aku!”
    Langit melotot(3), “jangan menatapku!”
    Pohon mengusir(4), “jangan berteduh di sini!”
    Bulan menampik(5), “aku bukan temanmu !”
    Bintang memaki(6), “bodoh, aku tak bisa member apa-apa!”
    Hujan mengejek(7), “dasar cengeng! Begitu saja menangis.”
    Matahari berseru(8), “ sudah, tetaplah di kegelapan(9) !”

    Akhirnya aku pulang ke rumah
    Menemui orang tua
    Mereka menyambutku seperti tamu
    Lalu bertanya, “berapa lama kau menginap?”

    Aku serasa mau mati saja
    Tapi kuburan malah marah(10),
    “heh pesimis gila, ini belum saatnya !”

    Hanya satu rumah yang mau menerimaku
    Bahkan untuk siapapun
    Pintunya selalu terbuka

    Lalu aku bertanya kepada seorang pengunjung
    “kemana tuan rumahnya ?”
    Dia menjawab sambil tersenyum
    “dia tidak kemana-mana, tapi ada di mana-mana,
    Ia sangat mengenalimu walau dirimu tak mengenalinya .”

    Aku bertanya lagi, “apa rumah ini bisa jadi rumahku ?”
    Ia menjawab , “asalkan hatimu jadi rumahnya(11) …”

    ANALISIS PUISI TENTANG :
    A. BAHASA
    B. DIKSI DAN NOSI
    HASIL ANALISIS :
    berjalan di gelap jiwa(1)

    Bumi membentak(2)
    Langit melotot(3)
    Pohon mengusir(4)
    Bulan menampik(5)
    Bintang memaki(6)
    Hujan mengejek(7)
    Matahari berseru(8)
    tetaplah di kegelapan(9)
    Tapi kuburan malah marah(10)
    asalkan hatimu jadi rumahnya(11)

    C. Dari Catatan Seorang Demonstran

    (karya Taufiq Ismail)

    Inilah peperangan
    Tanpa jenderal, tanpa senapan
    Pada hari-hari yang mendung
    Bahkan tanpa harapan

    Di sinilah keberanian diuji
    Kebenaran dicoba dihancurkan
    Pada hari-hari berkabung
    Di depan menghadang ribuan lawan
    1. Kebenaran dicoba dihancurkan = sesuatu yang di dambakan tapi malah untuk di lupakan/dikalahkan.

    BalasHapus
  103. NAMA : TANTIA CANDRA DEWI
    KELAS : XI IPA 2 / 29

    Burung Hitam-W.S Rendra

    Burung hitam manis dari hatiku
    Betapa cekatan dan rindu sepi syahdu
    Burung hitam adalah buah pohonan
    Burung hitam di dada adalah bebungaan
    Ia minum pada kali yang disayang
    Ia tidur di daunan bergoyang
    Ia bukanlah dari duka meski si burung hitam
    Burung hitam adalah cintaku yang terpendam

    *Analisis Puisi :
    Puisi ini termasuk puisi imajinatif karena perlu penafsiran yang kuat terlebih dahulu.
    -Diceritakannya lewat puisi tersebut, penyair (WS.Rendra) mengungkapkan perasaan cintanya dengan melambangkan burung hitam. Burung hitam disini adalah bermakna kecintaan sang penyair kepada pujaan hati yang begitu kuat, diselimuti dengan kesetiaan yang bersifat tak bisa diterka dan terkesan misteri atau dirahasiakan.
    -sekian-

    BalasHapus
  104. NAMA : ACHMAD ALBERNI
    KELAS : XI IPA 3


    Doa karya Chairil Anwar


    Doa
    Tuhanku
    Dalam termenung
    Aku masih menyebut nama-Mu
    Biar susah sungguh
    Mengingat Kau penuh seluruh
    Caya-Mu panas suci
    Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
    Tuhanku
    Aku hilang bentuk
    Remuk
    Tuhanku
    Aku mengembara di negeri asing
    Tuhanku
    Di Pintu-Mu aku mengetuk
    Aku tidak bisa berpaling

    *analisis puisi

    For Indonesian
    Baca Komik/Manga Naruto Bleach One Piece dll Bahasa Indonesia Klik Disini
    Featured

    * Kata Kata Bijak Tentang Cinta
    * Pasang Iklan Gratis, Mudah, Dan Tanpa Daftar
    * Daftar ! Pasang ! Duit !

    Kumpulan Puisi Beserta Analisisnya Terbaru
    4:40 PM | Posted by Naruto-R | | Edit Post
    Kumpulan Puisi Beserta Analisisnya Terbaru

    Baca JUGA ARTIKEL 10001 Contoh Puisi Beserta Analisis

    2. Analisis Unsur Intrinsik

    a) Tema

    Puisi “Doa” karya Chairil Anwar di atas mengungkapkan tema tentang ketuhanan. Hal ini dapat kita rasakan dari beberapa bukti. Pertama, diksi yang digunakan sangat kental dengan kata-kata bernaka ketuhanan. Kata “dua” yang digunakan sebagai judul menggambarkan sebuah permohonan atau komunikasi seorang penyair dengan Sang Pencipta. Kata-kata lain yang mendukung tema adalah: Tuhanku, nama-Mu, mengingat Kau, caya-Mu, di pintu-Mu. Kedua, dari segi isi puisi tersebut menggambarkan sebuah renungan dirinya yang menyadari tidak bisa terlepas dari Tuhan.

    Dari cara penyair memaparkan isi hatinya, puisi”Doa”sangat tepat bila digolongkan pada aliran ekspresionisme, yaitu sebuah aliran yang menekankan segenap perasaan atau jiwanya.. Perhatikan kutipan larik berikut :

    (1) Biar rusah sungguh

    Mengingat Kau penuh seluruh

    (2) Aku hilang bentuk

    remuk

    (3) Di Pintu-Mu aku mengetuk

    Aku tidak bisa berpaling

    Puisi yang bertemakan ketuhanan ini memang mengungkapkan dialog dirinya dengan Tuhan. Kata “Tuhan” yang disebutkan beberapa kali memperkuat bukti tersebut, seolah-olah penyair sedang berbicara dengan Tuhan.

    b) Nada dan Suasana

    Nama berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan (feeling) atau sikap penyair terhadap pembaca. Sedangkan suasana berarti keadaan perasaan pembaca sebagai akibat pembacaan puisi.

    Nada yang berhubungan dengan tema ketuhanan menggambarkan betapa dekatnya hubungan penyair dengan Tuhannya. Berhubungan dengan pembaca, maka puisi “Doa” tersebut bernada sebuah ajakan agar pembaca menyadari bahwa hidup ini tidak bisa berpaling dari ketentuan Tuhan. Karena itu, dekatkanlah diri kita dengan Tuhan. Hayatilah makna hidup ini sebagai sebuah “pengembaraan di negeri asing”.

    c) Perasaan

    Perasaan berhubungan dengan suasana hati penyair. Dalam puisi ”Doa” gambaran perasaan penyair adalah perasaan terharu dan rindu. Perasaan tersebut tergambar dari diksi yang digunakan antara lain: termenung, menyebut nama-Mu, Aku hilang bentuk, remuk, Aku tak bisa berpaling.

    d) Amanat

    Sesuai dengan tema yang diangkatnya, puisi ”Doa” ini berisi amanat kepada pembaca agar menghayati hidup dan selalu merasa dekat dengan Tuhan. Agar bisa melakukan amanat tersebut, pembaca bisa merenung (termenung) seperti yang dicontohkan penyair. Penyair juga mengingatkan pada hakikatnya hidup kita hanyalah sebuah ”pengembaraan di negeri asing” yang suatu saat akan kembali juga. Hal ini dipertegas penyair pada bait terakhir sebagai berikut:
    Tuhanku,
    Di Puntu-Mu Aku mengetuk
    Aklu tidak bisa berpaling

    BalasHapus
  105. Aditya Rizki
    XI IPA 2 / 04

    SAJAK PUTIH
    (Karya: Chairil Anwar)

    Bersandar pada tari warna pelangi
    Kau depanku bertudung sutra senja
    Di hitam matamu kembang mawar dan melati
    Harum rambutmu mengalun bergelut senda

    Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
    Meriak muka air kolam jiwa
    Dan dalam dadaku memerdu lagu
    Menarik menari seluruh aku

    Hidup dari hidupku, pintu terbuka
    Selama matamu bagiku menengadah
    Selama kau darah mengalir dari luka
    Antara kita Mati datang tidak membelah...


    Analisis:
    Puisi tersebut termasuk puisi imajinatif, karena bahasa yang digunakan perlu penafsiran, seperti:
    Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
    Meriak muka air kolam jiwa
    Dan dalam dadaku memerdu lagu
    Menarik menari seluruh aku

    Namun, ada juga yang mudah dimengerti.

    BalasHapus
  106. Adhika Pradipta
    XI IPA 2 / 03

    DERAI DERAI CEMARA
    (Karya: Chairil Anwar)

    cemara menderai sampai jauh
    terasa hari akan jadi malam
    ada beberapa dahan di tingkap merapuh
    dipukul angin yang terpendam

    aku sekarang orangnya bisa tahan
    sudah berapa waktu bukan kanak lagi
    tapi dulu memang ada suatu bahan
    yang bukan dasar perhitungan kini

    hidup hanya menunda kekalahan
    tambah terasing dari cinta sekolah rendah
    dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
    sebelum pada akhirnya kita menyerah


    Analisis:
    Menurut saya puisi ini termasuk dalam puisi imajinatif karena bahasa yang digunakan sukar dimengerti oleh pembaca. Contohnya kata "dahan di tingkap merapuh"

    BalasHapus
  107. Nama : Ahmad Fuad
    Kelas : XI IPA 2/05

    Teduh Gedung SMASA

    Bersandar di tengah terik.
    Mencari teduh, mengejar bayangan bangunan smasa.
    Duduk, sendiri, terasa hidup dalam peti.
    Sepi.. tiada kawan.
    Warna2 godaan saat lelah, kini timbul menghantui.
    Mengeluh dan mengeluh.
    Hanya karena lelah dan sepi.
    Dimana onggokan daging yg lain?
    Cepatlah temui aku!
    Aku menunggu di gerbang smasa.


    Surabaya, 2010.


    Analisis : Menurut saya puisi ini termasuk dalam puisi imajinatif dengan penggunaan bahasa kiasan dan bermajas sehingga membutuhkan pemahaman dari pembaca. Contoh, "Mencari teduh, mengejar bayangan bangunan smasa."

    BalasHapus
  108. Nama : Taufiqi Rian Nugraha
    Kelas: XI-IPA 2

    Pesan dari sang hujan

    Tertatih berkucur peluh.
    Sang langit turun menghantam otak.
    Kabar2 yg kudengar,
    sejatinya lidah api yg berkobar.

    Aku tak sanggup!

    Padamkan api peperangan.
    Kibarkan kain putih.
    Dan menyerah pada seorang wanita.

    Sudah!
    Aku kalah!
    Aku berhenti!

    Doa ku telah menembus langit.
    Tuhan telah membisikkan kenyataan.

    Engkau bukan yg terbaik untukku.

    Tenang saja,
    aku akan pergi.
    Namun satu yg terakhir.
    Aku memohon kepadamu.
    Dengarkanlah gemericik hujan di teras rumahmu.
    Krn ku telah mengukir pesan di air hujan.
    Sungguh, kau akan mengerti.
    Dengarkan melodi gemericiknya.
    Hujan akan memberitahumu.
    Bahwa AKU CINTA KEPADAMU.

    Analisis : menurut saya puisi ini termasuk dalam puisi romantis dengan penggunaan bahasa kiasan yang dibuat sedemikian indah dapat membuat seseorang yang bembacanya juga ikut merasakan perasaan si penulis.

    BalasHapus
  109. Nama : Moch Fajar Hillman
    Kelas : XI-IPA 2

    PEMBUNUHAN OLEH CINTA

    Dentuman menggelegar di dada.
    Terasa makin cepat berdetak.
    Tiap tarikan nafas singkat.
    Ku bayar setetes air mata.
    Bongkahan tubuh remaja ku.
    Tercengkram oleh kapuk kusam.


    Cobalah kau lihat.
    Otot dan tulangku tiada patuh.
    Tak mau ku perbudak tuk beranjak.
    Tanpa ambisi, darahku mengalir.
    Hidup tercerai dari hasratnya.

    Mengapa ku mati walau bernafas?
    Mengapa ku hilang walau berwujud?

    Kini ku mulai meraba guratan kayu.
    Jari telunjuk menuntun pada jawaban.
    Inilah!
    Inilah rasa cintaku!
    Ku terbungkam sakitnya cinta!
    Ku terbunuh meski bisa membuka mata.
    Tiada beda dengan mayat yg berjalan.
    Cinta membunuhku!
    Cinta menggoda ambisiku!
    Cinta hapuskan impianku!
    Cinta telah menyita waktuku!
    Hiduplah dan usap air mata cengeng!
    Ini hanya Hawa!
    Ciptaan Tuhan untuk Adam.
    Dan tebing yg akan ku taklukkan.

    Analisis: menurut saya penulis puisi menjiwai apa yang ia tulis, bahasa yang digunakan menyentuh pembaca, tetapi sukar dimengerti.

    BalasHapus
  110. Nama : M. Fadli
    Kelas : XI-IPA 2/16

    AMARAH

    Amarah. . .
    Panasnya bola lampu yang menyala.
    Dan perihnya luka sayat di jari kita.
    Ialah percikan, saat nafs kita dijabat amarah

    Amarah. . .
    Menyusup di pangkal otak.
    Dan membenturkannya pada dinding.
    Itulah amarah yg kau sebut.

    Amarah. . .
    Berdiri dan memandang kasar.
    Serta kerutan muka bagai pinggiran karang.
    Keras dan marah!!

    Amarah. . .
    Menimbun segala keluh kesah.
    Hingga meledak, mengumpat segala yg ada.
    Apakah ini amarah sang lidah?

    Amarah. . .
    Membelai pundak kekasih dan berkata
    "Marahlah padaku!"
    "Tidaklah perlu engkau ragu."
    "Ku tahu ku bukan inti api."
    "Luapkan saja semua!"
    "Namun satu hal pasti."
    "Ku ingin engkau tersenyum lagi padaku."

    Analisis: Menurut saya puisi ini termasuk dalam puisi imajinatif dengan penggunaan bahasa kiasan dan bermajas sehingga membutuhkan pemahaman dari pembaca. contoh :
    "Apakah ini amarah sang lidah?"

    BalasHapus
  111. Nama: Kurniawan S. A.
    Kelas: XI IPA2 / NO. 13

    GEMERLAP WANITA

    Terlalu banyak gadis jelita.
    Elok nan cantik parasnya.
    Berlalu-lalang menggoda.
    Dengan manis dan tenar yg mereka punya.

    Indah dunia, gemerlap wanita.
    Mengusik otak tiap pria.
    Membayang, mengawang di ubun2.
    Betapa cantik gadis-gadis bumi.

    Tawa dan kerlingan mata tak berhenti.
    Menggoda iman dalam hati.
    Namun satu yg harus dimengerti.
    Aku hanya tergoda pada satu hati.

    (Karya: Ahmad Fuad)

    Analisis : menurut saya karya puisi diatas merupakan puisi imajinatif, karena bahasa yang digunakan dalam puisi membutuhkan pemahaman tersendiri dari pembaca. Contoh: "Indah dunia,gemerlap wanita" dan kalimat " betapa indah gadis-gadis bumi".

    BalasHapus
  112. NAMA : M FADHLURRAHMAN HAZIM
    KELAS: XI IPA2/ 21


    Mengungkap Isi Hati



    Ribuan detik ku mencandu.

    Candu cinta yg merindu.

    Terdengar tangisan sendu.

    Seakan hati tak berpandu.

    Terombang-ambing di air jernih.

    Memaksa hati tuk memilih.

    Ku hadapi api perih.

    Ku masuki gelapnya pedih.

    Aku akan memilih.

    Memilih tuk berbuat lebih.

    Ku ucapkan kata hati.

    Ku buka hati dalam peti.

    Hasrat ini ingin kau mengerti.

    Bahwa engkaulah hawa yang ku nanti.:)

    Analisis: menurut saya puisi ini mempunyai sajak
    seperti
    Ribuan detik ku mencandu.

    Candu cinta yg merindu.

    Terdengar tangisan sendu.

    Seakan hati tak berpandu.

    BalasHapus
  113. NAMA : MITHA AYU DITA A.
    KELAS : XI IPA 2/19

    Mawar yang mengering

    Senja berganti malam
    Awan putihpun kini menghitam
    Seakan tak dapat tersenyum
    Dalam dinginnya malam
    Kutatap mawar itu tergeletak
    Seakan dia kaku dan membisu
    Warna yang terindah
    Seakan berganti warna kematian
    Tak ada lagi kenangan itu
    Tanpa sisa
    Tanpa rasa

    Analisis: Menurut saya puisi tersebut berbahasa hiperbola karena terdapat kata yang seakan memberikan arti bahwa mawar seakan memiliki rasa,dan puisi tersebut mempunyai arti sebuah kenangan indah yang telah hilang.

    BalasHapus
  114. NAMA : LAILATUS S
    KELAS : XI IPA 2/ 14
    Bila angin
    kehilangan desirnya
    daun-daun kering
    takkan mau
    meluruhkan tubuhnya

    Bila langit
    kehilangan kebiruannya
    burung-burung
    takkan mau
    mengepakkan sayapnya

    Bila sungai
    kehilangan kejernihannya
    ikan-ikan
    takkan mau
    mengibaskan ekornya

    Bila bulan
    kehilangan sinarnya
    malam-malam
    akan gelap tanpa cahaya

    Bila hutan
    kehilangan pohon-pohon
    hewan-hewan
    kehilangan tempat tinggalnya

    Bila bukit
    kehilangan kehijauannya
    sungai-sungai
    akan kering selamanya

    Bila petani
    kehilangan sawah ladangnya
    kanak-kanak
    akan menitikkan air mata

    Bila manusia
    kehilang kemanusiaannya
    alam semesta
    akan tertimpa bencana
    dan bertanya angin kering
    "Perlukah memanusiakan manusia?".

    ANALISIS:
    - bercerita tentang alam.
    - Puisi ini termasuk puisi imajinatif karena perlu penafsiran yang kuat terlebih dahulu.

    BalasHapus
  115. Nama : Novia Dwi R
    Kelas/no : XI IPA 2/24

    Keagungan Ilahi

    Ratu malam sang rembulan
    Raja siang sang matahari
    Keduanya selalu bertentangan,

    Tarik menarik
    Dorong mendorong
    Saling menguasai,
    Seolah selalu bertanding tiada henti

    Tiada yang kalah
    Tak ada yang menag,
    Karena dengan kedua sifat yang bertentangan ini
    Seluruh alam semesta bergerak!

    Dunia berputar,
    Saling mengisi,
    Yang satu melengkapi yang lain
    Tanpa yang satu
    Takkan ada yang lain,

    Siang dan malam
    Terang dan gelap
    BAik dan jahat
    Tanpa yang satu,
    Apakah yang lain itu akan ada?
    Tanpa adanya gelap,
    Dapatkah kita mengenal terang?

    Inilah sebuah kenyataan
    Yang telah dikenhendaki Allah
    Tanpa kehendaknya, takkan terjadi apa-apa

    ANALISIS
    Puisi di atas termasuk puisi picisan karena isinya dari awal hingga akhir mudah dipahami dan tidak perlu penafsiran tinggi. Salah satu contohnya yaitu : “Dunia berputar, saling mengisi, yang satu melengkapi yang lain”

    BalasHapus
  116. Nama :Qonitah Asia A.
    Kelas :XI IPA 2/25

    Kenangan-kenangan itu yang jarang ku lalui bersamamu
    Ingin aku mengulang kembli
    Hanya lewat tulisan indah ku rasakan
    Aku tak mengerti kekalahan ku begitu dahsyat
    Aku tak ingin,ku hanya jadi teman
    Aku kalah dengan tiga tahun yang kelam
    Kau berubah dan tak sama
    Mungkin bukan cinta, mungkin persahabatan
    Aku tak ingin, tapi tak mungkin
    Waktu ku lalui begitu indah saat denganmu
    Ku yakin kau juga rasakan,
    Tapi kau slalu mengigkarkan,aku tak sanggup menahan
    Andai jadi cinta aku yakin kau tersiksa
    Andai jadi teman aku terluka
    Biarlah cinta jadi pengandaian
    Lewat lisan aku kan temukan pendamping mu di hatiku
    Semoga kau senang dan menang,,,
    aq kalah oleh perasaan,,

    Analisis:
    -Bercerita tentang perasaan cinta
    -Dan menurut saya penulis puisi menjiwai apa yang ia tulis, bahasa yang digunakan menyentuh pembaca

    BalasHapus
  117. Nama : Fadhilla Ayu A
    kelas/no : XI IPA 2/10

    Ini kali tidak ada yang mencari cinta
    di antara gudang, rumah tua, pada cerita
    tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
    menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

    Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
    menyinggung muram, desir hari lari berenang
    menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
    dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

    Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
    menyisir semenanjung, masih pengap harap
    sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
    dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

    ANALISIS
    dari kata-kata
    ....................................................
    di antara gudang, rumah tua pada cerita
    tiang serta temali. Kapal, perahu tidak berlaut
    .........................................................
    ........Ada juga kelepak elang
    ............................................
    dan kini tanah dan air tidur hilang ombak

    terlihat adanya metafora yang memperdalam rasa duka yang dirasakan. Ketidak berdayaan itu dibandingkan Chairil sebagai sebuah gudang, rumah tua, tiang, dsan temali yang tiada berguna. Harapannya kandas bagai kapal dan perahu yang tidak melaut karena mennghempaskan diri di pantai saja. Serta kebekuan hati bagai air dan tanah yang tidur dan tidak bergerak.

    Selain itu juga terdapat personifikasi pada rumah tua pada cerita, ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang, dan kini tanah dan air tidur hilang ombak dan sedu penghabisan bisa terdekap. Dari kata-kata itu penyair menghidupkan rumah tua yang seakan mampu becerita, dan menghidupkan juga kelepak elang yang mampu menyinggung perasaan orang yang sedang muram. Hari pun dikatakan penyair seakan berlari dan berenang menjauhi dia sehingga dia tidak bisa memutar balik waktu itu. Dia juga berusaha menidurkan tanar dan air sehingga merasa dalamlah kebekuan hati seseorang yang digambarkan. Semuanya ini menyebabkan hanya sendu yang bisa ia peluk bukan orangnya.

    BalasHapus
  118. Nama : Bella Devina
    Kelas : XI IPA 2/ 8

    Dia adalah sebagai dalam bidang sebuah tenda sutra
    Apakah kering embun dan semua tali yang menyesal,
    Sehingga dalam pria lembut bergoyang tenang
    Dan tiang penunjang pusat cedar,
    Itulah puncak untuk langit
    Dan menandakan kepastian jiwa,
    Tampaknya berutang nol untuk setiap kabel tunggal,
    Namun ketat yang diselenggarakan oleh none, terikat secara longgar
    Dengan ikatan sutra tak terhitung kasih dan berpikir
    Untuk segala sesuatu di bumi putaran kompas,
    Dan hanya oleh seseorang akan sedikit tegang
    Dalam udara musim panas ketidakteraturan
    Apakah dari perbudakan sedikit dibuat sadar.

    Analisis: puisi ini menggunakan gambar yang berkelanjutan untuk menggambarkan orang lain. Frost menarik keluar sebuah perbandingan diperpanjang antara seorang wanita dan sebuah tenda sutra untuk membuat beberapa aspek penting dari karakter wanita nyata dan tersedia untuk pembaca. Perbandingan ini tidak hanya tenda apapun, tetapi untuk tenda membayangkan dengan cara yang sangat spesifik. Tali atau tali membuat, menjadi tegang, ketika basah. Dalam hal ini, tenda yang dibayangkan pada tengah hari. Setiap embun pagi yang akan direndam cowok tenda Teman-garis telah menguap, dan tali sekarang agak kendur. Tenda bergoyang sedikit dalam menanggapi angin. Ini citra menyampaikan - di bawah sadar, tapi nyata dan efektif tingkat yang sangat - rasa bahwa wanita yang sedang dijelaskan tidak tegang atau gugup, tetapi bukan ramah, santai, nyaman untuk berada di sekitar. Ini tidak berarti, meskipun, bahwa dia plin plan, seseorang yang tersapu oleh setiap embusan mode dan fashion. sifat tegak lurus, kekuatannya - - Tiang tenda itu menyampaikan rasa backbone, karakter, dan keteguhan. Dalam hal ini wanita, keteguhan karakter tidak mengarah untuk menjadi dogmatis nya atau mendesak. Sebaliknya, karakter sebagian berasal setidaknya dari investasi yang mendalam di teman, keluarga, dan masyarakat, dari "hubungan sutra tak terhitung cinta dan berpikir". Beberapa orang akan mengalami hubungan yang banyak dan kewajiban mereka memerlukan sebagai melibatkan sesuatu, mengikat, atau membatasi. Wanita ini tampaknya tidak. Dia tampaknya sangat nyaman dalam situasi ini, begitu banyak sehingga dia dan orang-orang di sekitarnya hanya mungkin menyadari batas dan batasan dalam kondisi yang tidak biasa.

    BalasHapus
  119. Nama : Maria E.
    Kelas : XI IPA 2/17

    TERATAI

    Dalam kebun ditanah airku,
    Tumbuh sekuntum bunga teratai,
    Tersembunyi kembang indah permai,
    Tidak terlihat orang yang lalu.

    Akarnya tumbuh di hati dunia,
    Daun bersemi laksmi mengarang,
    Biarpun ia diabaikan orang,
    Seroja kembang gemilang mulia.

    Teruslah, o Teratai Bahagia,
    Berseri di kebun indonesia,
    Biar sedikit penjaga taman.

    Biarpun engkau tidak dilihat,
    Biarpun engkau tidak diminat,
    Engkaupun turut menjaga Zaman.


    ANALISIS PUISI

    1.Membuat Baris Pembacaan
    Yang dimaksud dengan baris pembacaan adalah baris puisi yang kita buat sendiri bukan oleh penyair yang telah kita sesuaikan dengan makna utuh baris-baris puisi tersebut.
    Maka puisi yang berjudul “Teratai” jika kita ubah menjadi baris-baris pembacaan akan menjadi kurang lebih sebagai berikut:

    TERATAI
    Dalam kebun ditanah airku,
    Tumbuh sekuntum bunga teratai,
    Tersembunyi kembang indah permai,
    Tidak terlihat orang yang lalu.

    Akarnya tumbuh di hati dunia,
    Daun bersemi laksmi mengarang,
    Biarpun ia diabaikan orang,
    Seroja kembang gemilang mulia.

    Teruslah, o Teratai Bahagia,
    Berseri di kebun indonesia,
    Biar sedikit penjaga taman.

    Biarpun engkau tidak dilihat,
    Biarpun engkau tidak diminat,
    Engkaupun turut menjaga Zaman.


    2.Membuat Pemenggalan Pembacaan
    Untuk menunjukkan tempat-tempat yang tepat untuk memenggal dan mengambil nafas.
    Maka puisi “Teratai” jika diberi pemenggalan dalam pembacaannya menjadi:
    TERATAI

    Dalam kebun // ditanah airku //
    Tumbuh // sekuntum bunga teratai //
    Tersembunyi // kembang indah permai //
    Tidak terlihat // orang yang lalu //

    Akarnya // tumbuh // di hati dunia //
    Daun bersemi // laksmi mengarang //
    Biarpun // ia diabaikan orang //
    Seroja kembang // gemilang mulia //

    Teruslah // o // Teratai Bahagia //
    Berseri // di kebun Indonesia //
    Biar sedikit // penjaga taman //

    Biarpun engkau // tidak dilihat //
    Biarpun engkau // tidak diminat //
    Engkaupun turut // menjaga Zaman //

    3.Mencari Suasana Puisi
    Suasana puisi bisa diketahui atau dirasakan melalui penggunaan setting dan pilihan kata yang terdapat dalam puisi.
    Suasana yang terdapat dalam puisi “Teratai” karya Sanoesi Pane, 1929 tersebut adalah sebagai berikut:
    a. Sunyi, ditunjukkan dalam baris:
    Tidak terlihat orang yang lalu.
    b. Bahagia, ditunjukkan dalam baris:
    Teruslah, o Teratai Bahagia,
    Berseri di kebun indonesia,

    4.Membaca dengan Intonasi yang Tepat
    Dalam membaca puisi “Teratai” karya Sanoesi Pane, 1929, pembaca harus menggunakan intonasi yang tidak terlalu keras dan agak lambat. Karena intonasi berkaitan erat dengan suasana puisi. Dan seorang pembaca harus benar-benar paham mengenai hal tersebut. Suasana sunyi dan gelisah yang tergambar dalam puisi tersebut harus dibacakan dengan intonasi yang tidak terlalu keras dan agak lambat supaya pesan yang diinginkan penulis sampai kepada pembaca.

    5.Memberikan Jiwa dalam Pembacaan
    Seorang pembaca puisi harus bisa menjiwai isi puisi yang dibacakan. Pembaca juga harus benar-benar paham dengan isi puisi terlebih dahulu. Penjiwaan yang tepat akan membuat pendengar menjadi lebih mudah dalam menangkap makna dan isi dari puisi yang dibacakan.
    Demikian halnya dalam membaca puisi “Teratai” karya Sanoesi Pane, 1929 tersebut. Pembaca tidak boleh overacting. Pembaca harus sudah bisa menjiwai ke dalam isi puisi.

    BalasHapus
  120. NAMA : MUHAMMAD IRSAN AGUSTIAN
    KELAS/NO : XI IPA 2/22

    Sajak NEGERI

    Negeri ini negeri pengemis

    berpenghuni jutaan tangis

    dongeng-dongeng tragis

    dan isi bumi yang menipis



    Negeri ini negeri pemimpi

    yang tidur sepanjang hari

    sebalik jeruji janji-janji

    hingga tak sadar nasibnya dicuri

    ini negeri tak punya pagi

    sebab di sini esok tak pernah pasti

    hanya ada bayang-bayang utopi

    dan ambisi yang nisbi



    negeri ini negeri penjanji

    berpenghuni jutaan teka-teki



    Analisis Puisi :
    -Puisi ini bercerita tentang keadaan negara indonesia
    -puisi ini juga menggunakan bahasa yang sulit dimengerti seperti kata "utopi"

    BalasHapus
  121. NAMA : DINI ANGGRAINI
    KELAS:XI IPA 2/09

    MATA PISAU
    (Sapardi Djoko Damono)

    Mata pisau itu tak berkejap menatapmu;
    kau yang baru saja mengasahnya
    berpikir : ia tajam untuk mengiris apel
    yang tersedia di atas meja
    sehabis makan malam
    ia berkilat ketika terbayang olehnya urat lehermu

    MELAKUKAN PEMENGGALAN:

    MATA PISAU
    (Sapardi Djoko Damono)

    Mata pisau itu / tak berkejap menatapmu;//
    kau yang baru saja mengasahnya /
    berpikir : // ia tajam untuk mengiris apel /
    yang tersedia di atas meja /
    sehabis makan malam //
    ia berkilat / ketika terbayang olehnya urat lehermu //


    MELAKUKAN PARAFRASE:

    MATA PISAU
    (Sapardi Djoko Damono)

    Mata pisau itu / tak berkejap menatapmu;//
    (sehingga) kau yang baru saja mengasahnya /
    berpikir : // (bahwa) ia (pisau itu) tajam untuk mengiris apel /
    yang (sudah) tersedia di atas meja /
    (Hal) (itu) (akan) (kau) (lakukan) sehabis makan malam //
    ia (pisau itu) berkilat / ketika terbayang olehnya urat lehermu //


    Menentukan makna konotatif kata/kalimat:

    pisau : sesuatu yang memiliki dua sisi, bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif, bisa pula disalahgunakan sehingga menghasilkan sesuatu yang buruk, jahat, dan mengerikan.
    apel : sesuatu yang baik dan bermanfaat.
    terbayang olehnya urat lehermu : Sesuatu yang mengerikan.

    MENENTUKAN ISI PUISI:

    isi puisi apat disimpulkan sebagai berikut :
    Seseorang terobsesi oleh kilauan mata pisau. Ia bermaksud akan menggunakannya nanti malam untuk mengiris apel. Sayang, sebelum hal itu terlaksana, tiba-tiba terlintas bayangan yang mengerikan. Dalam hati ia bertanya-tanya, apa jadinya jika mata pisau itu dipakai untuk mengiris urat leher!
    Dari pemahaman terhadap isi puisi tersebut, pembaca disadarkan bahwa tajamnya pisau memang dapat digunakan untuk sesuatu yang positif (contohnya mengiris apel), namun dapat juga dimanfaatkan untuk hal yang negatif dan mengerikan (digambarkan mengiris urat leher).

    BalasHapus
  122. Nama : Tiara Zhahira R
    KELAS/NO : XI IPA 2/31

    Indahnya Kematian

    Panggilan
    Biarkan aku terbaring dalam lelapku,
    kerana jiwa ini telah dirasuki cinta,
    dan biarkan daku istirahat,
    kerana batin ini memiliki segala kekayaan malam dan siang.
    Nyalakan lilin-lilin dan bakarlah dupa nan mewangi di sekeliling ranjang ini,
    dan taburi tubuh ini dengan wangian melati serta mawar.

    Minyakilah rambut ini dengan puspa dupa dan olesi kaki-kaki ini dengan wangian,
    dan bacalah isyarat kematian yang telah tertulis jelas di dahi ini.
    Biarku istirahat di ranjang ini,
    kerana kedua bola mata ini telah teramat lelahnya;
    Biar sajak-sajak bersalut perak bergetaran dan menyejukkan jiwaku;
    Terbangkan dawai-dawai harpa dan singkapkan tabir lara hatiku.

    Nyanyikanlah masa-masa lalu seperti engkau memandang fajar harapan dalam mataku,
    kerana makna ghaibnya begitu lembut bagai ranjang kapas tempat hatiku berbaring.
    Hapuslah air matamu, saudaraku,
    dan tegakkanlah kepalamu seperti bunga-bunga menyemai jari-jemarinya menyambut mahkota fajar pagi.
    Lihatlah Kematian berdiri bagai kolom-kolom cahaya antara ranjangku dengan jarak infiniti;
    Tahanlah nafasmu dan dengarkan kibaran kepak sayap-sayapnya.

    Dekatilah aku, dan ucapkanlah selamat tinggal buatku.
    Ciumlah mataku dengan seulas senyummu.
    Biarkan anak-anak merentang tangan-tangan mungilnya buatku dengan kelembutan jemari merah jambu mereka;
    Biarkanlah Masa meletakkan tangan lembutnya di dahiku dan memberkatiku;
    Biarkanlah perawan-perawan mendekati dan melihat bayangan Tuhan dalam mataku,
    dan mendengar Gema Iradat-Nya berlarian dengan nafasku….

    ~ Khalil Gibran ~

    Analisis puisi :menurut saya karya puisi diatas merupakan puisi imajinatif, karena bahasa yang digunakan dalam puisi membutuhkan pemahaman tersendiri dari pembaca.Karena ada beberapa kata yang bermakna konotasi.Dan bahasanya pun juga berbobot dan unik, jika tidak benar-benar mengerti betul puisi ini kita tidak akan tau makna yang terkandung didalamnya.

    BalasHapus
  123. Nama : ADELIA ANGGASTA
    Kelas : XI IPA 2 / 02

    GURU
    Kala hampa akan ilmu menyelimuti
    Saat rebah kemiskinan mengalir dalam
    Nan deru kebodohan menggaung gema
    Kaulah pelita ilmu penyelamat bangsa
    Tanpamu bangsa Alfa ilmu
    Takkan pernah tau A
    Takkan pernah tau 1
    Dan takkan pernah tau itu
    Hadirmu memberikan cahaya ilmu dalam hidup kami
    Menerangi setiap pijakan langkah kami
    Mengentaskan kami dari jurang kebodohan
    Dan menyelamatkan kami dari jerat kemiskinan
    GURU
    Betapa mulia dedikasimu untuk kami
    Keyakinan kuat akan suatu perubahan besar
    Mendorongmu untuk terus dan terus melangkah
    ‘tuk coba sapukan kuas ilmu dalam diri kami
    Coretan demi coretan warna abstrak terhantar
    Memberikan lukisan baru dalam dunia pendidikan
    Ulasan demi ulasan kata tlah terlontar
    Mewarnai merah biru dalam referensi keilmuan

    Analisis puisi: karya puisi di atas merupakan sebuah puisi picisan, karena bahasa yang digunakan sederhana, dan tidak memerlukan penafsiran untuk pembaca.

    BalasHapus
  124. Nama : Vanny Valestia
    Kelas : XI IPA 2 / 32

    Kau yang Disana

    Apa kabar sayangku
    Kau yang nun jauh di mata
    Kau yang tak pernah aku lihat lagi

    Senyum mu... Tawa mu dan aroma tubuh mu
    Tak kan pernah hilang di hatiku
    Takkan pernah kubiarkan cinta mu tenggelam
    Hanya karna jarak yang membuat kita tak bersama lagi

    Ingin ku rajut kembali asrama sperti yang dulu
    Disaat kita selalu mengungkapkan isi hati kita
    Disaat kita berbagi suka duka

    Andai saja ku bisa mengubah takdir ini
    Takkan ku biarkan kau pergi jauh dari ku
    Takkan ku biarkan kau menghilang dari pandanganku
    Ku ingin kau kembali di sisiku....

    Semoga cinta kita takkan pernah pudar
    Seiring berjalannya waktu
    Semoga Kau dan aku tetap menjadi satu
    Walai cobaan ini terasa berat....

    Biarkan cinta kita tetap menyatu
    Meskipun kita tak bisa mengungkap isi hati
    Biarkan Jarak menjadi penghalang mata kita...
    Tetapi Hati kita takkan pernah berpisah....

    Analisis puisi :
    Menurut saya puisi ini menceritakan tentang seseorang yg ditinggal pergi oleh kekasihnya. Bahasanya juga berbobot. Puisi ini memiliki banyak makna dan sangat menyentuh.

    BalasHapus
  125. NAMA: ANISA RACHMANIAH HAYUNINGTYAS
    KELAS: XI IPA2/07


    SAJAK PUTIH


    Bersandar pada tari warna pelangi
    Kau depanku bertudung sutra senja
    Di hitam matamu kembang mawar dan melati
    Harum rambutmu mengalun bergelut senda
    Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
    Meriak muka air kolam jiwa
    Dan dalam dadaku memerdu lagu
    Menarik menari seluruh aku
    Hidup dari hidupku, pintu terbuka
    Selama matamu bagiku menengadah
    Selama kau darah mengalir dari luka
    Antara kita Mati datang tidak membelah…

    Analisis dari puisis diatas:
    puisi diatas termasuk puisi imajinatif. Karena puisi tersebut masih membutuhkan penafsiran khusus bagi pembaca untuk mengetahui tafsiran maknanya.

    contoh:
    Bersandar pada tari warna pelangi ,
    Dan dalam dadaku memerdu lagu.

    BalasHapus
  126. SURAT TERAKHIR
    Suratku yang terakhir akan kusampaikan 3 kiriman
    Kiriman yang pertama Dalam sajian 20 kAlimAt saja,
    namun Dengan Berangkat dari keadaan Baik-Baik saja
    aku akan sEgerA mEmberikan keCeriAan Engkau Dari
    suratku keCilku ini. Jangan diDuakan, Dari lubuk
    yAng paling Berarti Akan aku Berikan buat kalian tersayang.

    BalasHapus
  127. SURAT TERAKHIR yang ke 2
    Suratku yang terakhir ke 2 ini kutulis dalam 15
    kalimat saja. Jika Aku lupa Buat kAtA Berirama
    kalian jangan Cemberut, karena Cemberut Akan membuat wajah tidak tampak Ceria. Jika Engkau
    lupA menguCapkan salam jangan Cemooh temanmu,
    karena cemoohan Dapat membuat suasana tak
    bersahaya

    BalasHapus
  128. pak iwan, yg surat ke 2 itu kok cuma sampai 14 kalimat saja pak?

    BalasHapus
  129. nama : Redityo Abadi
    kelas : XI IPA 3
    nomer : 22

    RUANG EMBUN

    embun menyimpan pelangi
    di beningnya sinar mentari
    serupa jiwa-jiwa
    yang luruh
    ke dalam esensiNya

    *analisis puisi : menurut saya puisi ini termasuk dalam katagori puisi imajinatif karna terdapat kata-kata yang susah dimengerti seperti pada baris pertama : "embun menyimpan pelangi" , sehingga kita harus berpikir terlebih dahulu untuk mengetahui arti dari kata kata tersebut

    BalasHapus
  130. Nama : Yuni Puspitasari
    Kelas : XI IPA3
    No.absen : 30

    Pengertian Puisi Baru
    Puisi Baru diciptakan pada angkatan pujangga baru. Para pencipta Puisi Baru berusaha melepaskan tradisi - tradisi lama. Namun, demikian puisi - puisi baru tidak sepenuhnnya lepas dari tradisi lama. Hanya ikatan itu lebih longgar. Macam - macam Puisi Baru, antara lain : Distikton, Tersina, Kuartin, Kuin, dll.
    Contoh Puisi Baru
    Menyesal
    Karya : Ali Hasjmi
    Pagiku hilang sudah melayang
    Hari mudaku sudah pergi
    Kini petang datang membayang
    Batang usiaku sudah tinggi

    Aku lalai di hari pagi
    Beta lengah di masa muda
    Kini hidup meracun hati
    Miskin ilmu miskin harta

    Ah, apa guna kusesalkan
    Menyesal tua tia berguna
    Hanya menambah luka sukma

    Kepada yang muda kuharapkan
    Atur barisan di pagi hari
    Menuju arah padang bakti

    Analisis puisi : bentuk dan irama pada puisi baru tidak disadari masih sama seperti puisi lama, pilihan kata tidak terlalu sulit untuk dipahami contohnya pada kalimat "Hari mudaku sudah pergi" yang berarti sudah tua dan tidak muda lagi. Selain itu pada kalimat "Beta lengah di masa muda" yang menyiratkan bahwa pengarang menyesal karena lengah di masa lalu.

    BalasHapus
  131. Nama : Achmad Alberni
    Kelas : IPA 3
    No. absen : 34
    REMIDI UAS SEMESTER GENAP

    Gurindam 12 pasal 1

    Barang siapa tiada memegang agama,sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama. Barang siapa mengenal yang empat,maka ia itulah orang ma’rifat Barang siapa mengenal Allah,suruh dan tegahnya tiada ia menyalah. Barang siapa mengenal diri,maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari. Barang siapa mengenal dunia,tahulah ia barang yang terpedaya. Barang siapa mengenal akhirat,tahulah ia dunia melarat.

    Gurindam 12 pasal 2

    Barang siapa mengenal yang tersebut, tahulah ia makna takut. Barang siapa meninggalkan sembahyang, seperti rumah tiada bertiang. Barang siapa meninggalkan puasa, tidaklah mendapat dua temasya. Barang siapa meninggalkan zakat, tiadalah hartanya beroleh berkat. Barang siapa meninggalkan haji, tiadalah ia menyempurnakan janji.

    Gurindam 12 pasal 3

    Apabila terpelihara mata, sedikitlah cita-cita. Apabila terpelihara kuping, khabar yang jahat tiadalah damping. Apabila terpelihara lidah, nescaya dapat daripadanya faedah. Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan, daripada segala berat dan ringan. Apabila perut terlalu penuh, keluarlah fi’il yang tiada senonoh. Anggota tengah hendaklah ingat, di situlah banyak orang yang hilang semangat. Hendaklah peliharakan kaki, daripada berjalan yang membawa rugi.

    Gurindam 12 pasal 4

    Hati kerajaan di dalam tubuh, jikalau zalim segala anggota pun roboh. Apabila dengki sudah bertanah, datanglah daripadanya beberapa anak panah. Mengumpat dan memuji hendaklah pikir, di situlah banyak orang yang tergelincir. Pekerjaan marah jangan dibela, nanti hilang akal di kepala. Jika sedikitpun berbuat bohong, boleh diumpamakan mulutnya itu pekong. Tanda orang yang amat celaka, aib dirinya tiada ia sangka. Bakhil jangan diberi singgah, itupun perampok yang amat gagah. Barang siapa yang sudah besar, janganlah kelakuannya membuat kasar. Barang siapa perkataan kotor, mulutnya itu umpama ketur. Di mana tahu salah diri, jika tidak orang lain yang berperi.

    Gurindam 12 pasal 5

    Jika hendak mengenal orang berbangsa, lihat kepada budi dan bahasa, Jika hendak mengenal orang yang berbahagia, sangat memeliharakan yang sia-sia. Jika hendak mengenal orang mulia, lihatlah kepada kelakuan dia. Jika hendak mengenal orang yang berilmu, bertanya dan belajar tiadalah jemu. Jika hendak mengenal orang yang berakal, di dalam dunia mengambil bekal. Jika hendak mengenal orang yang baik perangai, lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.

    BalasHapus
  132. Nama : Achmad Alberni
    Kelas : IPA 3
    No. absen :34
    lanjutan remidi uas semester genap


    Gurindam 12 pasal 6

    Cahari olehmu akan sahabat, yang boleh dijadikan obat. Cahari olehmu akan guru, yang boleh tahukan tiap seteru. Cahari olehmu akan isteri, yang boleh menyerahkan diri. Cahari olehmu akan kawan, pilih segala orang yang setiawan. Cahari olehmu akan abdi, yang ada baik sedikit budi.

    Gurindam 12 pasal 7

    Apabila banyak berkata-kata, di situlah jalan masuk dusta. Apabila banyak berlebih-lebihan suka, itulah tanda hampir duka. Apabila kita kurang siasat, itulah tanda pekerjaan hendak sesat. Apabila anak tidak dilatih, jika besar bapanya letih. Apabila banyak mencela orang, itulah tanda dirinya kurang. Apabila orang yang banyak tidur, sia-sia sahajalah umur. Apabila mendengar akan khabar, menerimanya itu hendaklah sabar. Apabila menengar akan aduan, membicarakannya itu hendaklah cemburuan. Apabila perkataan yang lemah-lembut, lekaslah segala orang mengikut. Apabila perkataan yang amat kasar, lekaslah orang sekalian gusar. Apabila pekerjaan yang amat benar, tidak boleh orang berbuat onar.

    Gurindam 12 pasal 8

    Barang siapa khianat akan dirinya, apalagi kepada lainnya. Kepada dirinya ia aniaya, orang itu jangan engkau percaya. Lidah yang suka membenarkan dirinya, daripada yang lain dapat kesalahannya. Daripada memuji diri hendaklah sabar, biar pada orang datangnya khabar. Orang yang suka menampakkan jasa, setengah daripada syirik mengaku kuasa. Kejahatan diri sembunyikan, kebaikan diri diamkan. Keaiban orang jangan dibuka, keaiban diri hendaklah sangka.

    Gurindam 12 pasal 9

    Tahu pekerjaan tak baik, tetapi dikerjakan, bukannya manusia yaituiah syaitan. Kejahatan seorang perempuan tua, itulah iblis punya penggawa. Kepada segaia hamba-hamba raja, di situlah syaitan tempatnya manja. Kebanyakan orang yang muda-muda, di situlah syaitan tempat berkuda. Perkumpulan laki-laki dengan perempuan, di situlah syaitan punya jamuan. Adapun orang tua yang hemat, syaitan tak suka membuat sahabat Jika orang muda kuat berguru, dengan syaitan jadi berseteru.

    Gurindam 12 pasal 10

    Dengan bapa jangan durhaka, supaya Allah tidak murka. Dengan ibu hendaklah hormat, supaya badan dapat selamat. Dengan anak janganlah lalai, supaya boleh naik ke tengah balai. Dengan isteri dan gundik janganlah alpa, supaya kemaluan jangan menerpa. Dengan kawan hendaklah adil supaya tangannya jadi kafill.

    Gurindam 12 pasal 11

    Hendaklah berjasa, kepada yang sebangsa. Hendaklah jadi kepala, buang perangai yang cela. Hendaklah memegang amanat, buanglah khianat. Hendak marah, dahulukan hajat. Hendak dimulai, jangan melalui. Hendak ramai, murahkan perangai.

    Gurindam 12 pasal 12

    Raja muafakat dengan menteri, seperti kebun berpagarkan duri. Betul hati kepada raja, tanda jadi sebarang kerja. Hukum adil atas rakyat, tanda raja beroleh inayat. Kasihkan orang yang berilmu, tanda rahmat atas dirimu. Hormat akan orang yang pandai, tanda mengenal kasa dan cindai. Ingatkan dirinya mati, itulah asal berbuat bakti. Akhirat itu terlalu nyata, kepada hati yang tidak buta.


    Analisis : menurut saya ini adalah puisi lama yang masih memeriotaskan bahasa bahasa baku, dan agak sulit untuk dimengerti. contoh dalam pasal 12 kalimat akhir "Akhirat itu terlalu nyata, kepada hati yang tidak buta"

    BalasHapus