Langkah menggapai masa depan di Smasa Surabaya, Wijaya Kusuma 48 merupakan
sikap obtimisme yang harus diacungi jempol, kalo perlu dua atau sekaligus empat
jempol jari yang kita miliki. Sistem pembelajaran yang dipercayakan pemerintah kota
hari demi hari semakin menguat. Pemberian TPP yang sudah berjalan sekitar tiga tahun
ini tidak dapat dipungkiri menjadi sisi positif bagi sang pemberi (pemerintah) dan yang
diberi ( para guru smasa). Ibarat filosofi kuno tertulis sudah, jika hak yang sudah
diterima tentunya kuwajiban apa yang harus diperbuat, sebagaimana janji-janji yang dulu
meluncur dari bibir-bibir seorang guru. Peningkatan pelayanan dalam KBM merupakan
janji yang dielu-elukan demi para peserta didik, demi kemudahan KBM, dan demi-demi
yang lainnya. Benarkah itu janji akan dipenuhi ? Menjadi tanda tanya besar !
Tak salah ritme lagu yang dikumandangkan penyanyi cantik era orde baru Iis S.kalau
"Janji-janji, tinggal janji diingkari".
Gaya KBM tetap saja jadul, klasik untuk kebanyakan guru yang tidak mangu mengubah
metode pembelajarannya. Jika hal tersebut ditanyakan, jawabnya selalu saja ada, yang ini
lah, yang itulah atau yang lebih mengagetkan adalah "begini saja juga gak apa-apa" toh
lulusan smasa banyak yang diterima diperguruan negeri urutan pertama. Sontak tertawa
ku menjadi tak tertahankan, mendengar jawaban tersbut. Lebih-lebih yang menyesakkan
dada ketika smasa pada tahun pelajaran 2011-2012 masuk pembelajaran RSBI. Bagi ka-
langan masyarakat yang selalu mengejar dunia pendidikan bagi anak-anaknya untuk men-
dapatkan pembelajaran yang layak, hal tersebut merupakan harapan baru dan tumpuan
yang sangat menggemberikan. Tetapi apa yang sebenarnya terjadi di dalam mengkuk pem-
belajaran di smasa itu sendiri ? Sarana memang terus berkemas untuk melengkapi proses
pembelajaran, pencarian metode belajar memang terus berkemas untuk mendapat kemajuan
metode yang memadai, dengan mengadakan work shop KBM, studi perbandingan ke luar
maupun dalam negeri dan peningkatan perangkat pembelajaran terus dipacu, entah berapa
ratus juta bahkan sampai milyartan rupiah mungkin yang sudah di habiskan ?
Tapi apa arti semua kalau para pelaku pendidikan itu sendiri (guru) berbuat ogah-ogahan?
Sistem KBM masih 80 % bergaya klasik, dan bahkan dapat dikatakan tidak ada perubahan
yang berarti jika dibandingkan dengan KBM di masa lalu. Leptopisasi sudah berlalu, masih
saja KMB menggunakan cara klasik, mencatat, misalnya. LCD sudah terpasang megah, sistem
ceramah, masih saja berjalan. Dalam hati tiba-tiba aku berpuisi;
OH... Manausia
Oh, manusia
kamu memang mahluk yang paling rakus,
jika aku berbicara makanan.
Oh, manusia
kamu memang mahluk yang paling malas,
jika akubicara etos kerja.
Oh, manusia
kamu memang mahluk yang paling sialan,
jika akubicara kejengkelan.
Waktu kamu mengharap,
janjimu segudang,
katamu manis bak buah durian montong.
Tapi,
ya tapi, jika semua sudah terpenuhi.
kau lupa, melupakan, menggelinding pergi,
bagai roda pedati yang lepas dari tali jeruji
pergi tanpa permisi.
Lupa diri,
lupa janji
kini tpp bukan untuk penuhi janji
cuma untguk kepuasan hati
atau mobilisasi,
benahi garasi.
Lalu aku hanya dapat bilang Ahhhhhhh!!
saja.
(Iwan, Setyawan/Nop,7-2011).
Assalamualaikum.
BalasHapusIya semua itu sesuai dengan kenyataan.Sedikit sekali guru SMA Negeri 1 Surabaya memanfaatkan fasilitas yang ada di kelas seperti LCD.Saya setuju dengan kritikan Pak Iwan.
Tetapi yang paragraf kedua yang kalimat
"Leptopisasi sudah berlalu, masih
saja KMB menggunakan cara klasik, mencatat, misalnya. LCD sudah terpasang megah, sistem" mungkin yang KMB itu KBM.
Ini kpembenaran dari saya Pak Iwan.Kurang lebihnya saya mohon maaf.
Wassalam
Rukmo Widarto
XI IPA 4/26
Assalamualaikum.
BalasHapusBenar itu semua kenyataan,tidak banyak guru SMA Negeri 1 Surabaya yang memanfaatkan fasilitas yang tersedia disekolah contohnya di kelas seperti LCD. Saya setujuh atas kritikan dari Pak iwan.
Gaya KBM tetap saja jadul, klasik untuk kebanyakan guru yang tidak mangu mengubah
metode pembelajarannya.
pembenaran dari saya kata "mangu" dari kalimat tersebut maksudnya bagaimana?
terima kasih telah membaca komentar ini kurang lebihnya saya mohon maaf.
Wassalam.
Tommy Ardyanto
XI IPA 4/28
Assalahmualaikum.
BalasHapusSaya sangat setuju dengan Pak Iwan. Tidak hanya guru SMAN 1 Surabaya yang melakukan pembelajaran klasik, tetapi hampir seluruh guru di Indonesia masih melakukan pembelajaran secara klasik. Tetapi terkadan guru terpaksa melakukan pembelajaran secara klasik karena murid-murid didiknya yang tidak bisa menerima pelajaran dengan teknologi. Karena program ini masih berlaku "baru" maka siswa-siswi pun masih memilih pembelajaran klasik.
Seharusnya peraturan ini ditekankan karena Pemerintah, sekolah, dan wali murid pun telah membiayai fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah. Tetapi bila gurunya maupun muridnya tidak menggunakannya, maka semua fasilitas akan menjadi sampah maupun hiasan di sekolah tersebut. Karena kebanyakan sekolah dipandang baik oleh orang lain karena kelengkapan fasilitasnya. Tetapi bila tak ada yang menggunakannya, percuma saja kan? Sebaiknya murid maupun guru sadar akan biaya yang direlakan oleh pihak yang berwenang atas fasilitas tersebut.
Terima kasih atas perhatiannya untuk membaca komentar ini. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam memilih gaya bahasa.
Wassalam.
Damara Ibnu Arfian
XI IPA 4/35
Assalahmualaikum...
BalasHapussaya tidk setuju dengan LCD yg terpasng megah pa...
layr LCD kels saya sudh tidk ad...
Glady Oralyanto Nur Rizki / XI IPS 1/ 11
BalasHapusTajuk Rencana
Fakta :
1. Hutan terbakar
2. Asap tebal dimana-mana
3. Api menyala sangat tinggi
4. Langit menjadi gelap
5. Pohon layu dan terbakar sebagian
Opini :
1. Hutan akan gundul
2. Terjadi hilangnya ekosistem alam
3. Akan muncul berbagai macam penyakit
4. Diperikirakan disebabkan oleh musim kemarau
Telah terjadi kejadian bencana alam hutan terbakar di wilayah Kalimantan, Indonesia. Kejadian ini diperkirakan disebabkan oleh musim kemarau yang panas sehingga memicu terjadi kebakaran hutan. Sebab akibat memang belum ditentukan pasti karena belum diinvestigasi secara meniliti oleh petugas, karena petugas masih fokus untuk membuat api yang membakar hutan ini padam. Hutan sudah terbakar sebagian dan asap tebal dimana-mana yang mengancam kehidupan manusia dan makhluk hidup di sekitar hutan. Semua pihak sudah berkerah untuk menyelesaikan masalah ini, dan semoga bencana ini dapat segera selesai untuk menghindari hutan gundul dan hilangnya ekosistem alam.
Selain dari beberapa kejadian yang dipastikan akan muncul dari bencana diatas, diperkirakan bakal muncul adanya beberapa penyakit yang menyerang manusia dan hewan serta tumbuh-tumbuhan akibat asap kebakaran hutan yang tebal dan dimana-mana dan api menyala sangat tinggi. Penyakit dari akibat bencana kebakaran hutan memang menyerang dalam sistem pernafasan. Masyarakat berharap semua pihak yang dikerahkan oleh pemerintah daerah dan pusat segera mengatasi bencana tersebut agar kerugian tidak berimbas semakin banyak lagi.
Ardiani Arum Puspito Ratri / XI IPS 1 / 04
BalasHapusTajuk Rencana
Fakta:
Gunung Merapi meletus
Terjadi pada bulan Oktober tahun 2010
Menewaskan juru kuncinya Mbah Maridjan
Wedus gembel mencapai radius 12 km
Memporakporandakan desa Cangkringan
Opini:
Meletus karena Mbah Maridjan terlambat mengantarkan sesaji
Masyarakat merasa sangat kehilangan sosok Mbah Maridjan
Bencana menyebabkan para penduduk merugi besar
Banyak masyarakat yang belum di efakuasi
Banyak bunker yang tidak berfungsi
Meletusnya salah satu gunung aktif di jawa ini terjadi pada bulan Oktober pada tahun 2010. Gunung Merapi ini memuntahkan segala isi perutnya ke muka bumi. Diperkirakan ini merupakan letusan yang cukup besar. Letusan pada Gunung Merapi kali ini tidak di sangka sampai memporakporandakan desa Cangkringan. Dan terdengar kabar burung bahwa ini terjadi di karenakan sang juru kunci Mbah Maridjan terlambat mengantarkan sesajinya. Sehingga sang penunggu murka.
Tidak di sangka letusan Gunung Merapi kali ini menewaskan sang juru kunci yaitu Mbah Maridjan. Pada saat itu sang juru kunci telah di paksa oleh keluarganya untuk turun dan menjauh dari gunung yang sedang murka tersebut. Tetapi karena Mbah Maridjan mempunyai tanggung jawab sebagai juru kunci, beliau tidak mau meninggalkan desa Kinahrejo meskipun sebagian besar penduduk desa tersebut telah di evakuasi. Mbah Maridjan meninggal dengan posisi bersujud. Tidak hanya keluarga, masyarakat pun merasa kehilangan sosok seperti Mbah Maridjan.
Pada letusan gunung merapi kali ini kejadian yang tidak di sangka selain menewaskan sang juru kunci adalah Wedus Gembel atau awan panasnya pun mencapai pada radius 12 km dari puncak Gunung Merapi. Salah satu desa yang terkena dampak cukup parah dari wedus gembel yaitu desa Cangkringan. Desa ini merupukan desa yang padat penduduk. Sebagian besar dari penduduknya kehilangan tempat tinggal dan mata pencahariannya. Selain kehilangan harta benda, mereka juga kehilangan keluar dan sanak saudaranya. Banyak korban pada letusan Merapi kali ini karena di perkirakan banyaknya penduduk sekitar lereng yang belum di evakuasi. Banyaknya bungker yang tidak berfungsi juga bisa menjadi salah satu penyebab banyak jatuhnya korban pada letusan Gunung Merapi kali ini.
Defie Sagita Widiyatna Kusumah / XI IPS 1 / 06
BalasHapusTajuk Rencana
Fakta:
Langit Gelap
Benda-benda terbawa angin
Rumah-rumah dan pepohonan terangkat
Tornado berputar
Tidak tampak warga yang berlarian
Opini:
Warga resah
Harta benda hilang
Angggota keluarga banyak yang terpisah
Petani kehilangan lahan pekerjaannya
Angin Tornado terjadi beberapa hari yang lalu. Peristiwa alam ini sangat meresahkan warga. Khususnya para petani banyak yang kehilangan mata pencahariannya. Karena salah satu dampak dari angin tornado ini yaitu terangkatnya tanaman-tanaman dari lahan pertanian. Keresahan warga ditambah lagi karena rumah-rumah warga ikut tertiup angin.
Hari itu langit tampak sangat mencekam. Awan hitam muncul dan kemudian disusul oleh angin tornado yang kencang. Tidak tampak warga yang berlarian. Peristiwa ini berawal dari hujan deras yang membuat warga masuk ke rumah untuk berlindung. Tanpa diduga, tornado datang dan menyapu semua apa yang berharga.